Tolong Bantu Kami

Destin Wroten dan Braydon Neal mengobrol sebentar.

Langit perlahan mulai gelap.

Destin berdiri dan berkata kepada Braydon, "Braydon, kondisi kami tidak terlalu bagus. Aku akan mengambil beberapa lauk kecil, dan kita akan minum sedikit malam ini. Aku harap kau tidak keberatan."

"Aku tidak keberatan," jawab Braydon dengan senyuman.

Dia memperhatikan sosok Destin yang berjalan keluar dengan cepat.

Kelembutan di mata Braydon perlahan memudar.

"Di mata mereka, manusia tidak lebih dari sekadar semut…"

Di ruang tamu yang hening, hanya gumaman Braydon yang terdengar.

Langit menjadi gelap sepenuhnya. Tepat sebelum malam tiba, Destin kembali, membawa dua kantong kertas berminyak di tangannya.

Aroma lezat tercium dari dalam kantong tersebut.

"Braydon, lihat apa yang kubawa—daging kepala babi dan daging kambing segar!"

Dalam ruang tamu yang remang-remang, Braydon perlahan berdiri.

"Terima kasih."

Destin melihat ekspresi murung Braydon dan tidak mengerti mengapa.