Prajurit Tertangguh

Malam yang dingin disebuah kota kecil di dekat pantai sebelah timur kerajaan SellPragha. Kota kecil itu nampak sepi tanpa satupun penghuni yang terlihat pada malam itu. Semua penduduk kota berdiam diri di dalam rumah dan mengunci pintu rumah mereka rapat rapat karena takut para Bandit tiba tiba datang untuk menjarah harta mereka, bahkan tak segan segan untuk membunuh.Jauh di atas benteng kota kecil itu beberapa prajurit tengah mengintai pada kesunyian malam. Oprasi pengingtaian ini dipimpin langsung oleh prajurit tertangguh kerajaan SellPragha,  Asius Helio yang merupakan seorang putra jendral tertinggi kerajaan SellPragha, Aresiush Helio. Dibawah pimpinan Asius prajurit prajurit tersebut sangat yakin akan berhasil menumpas para Bandit dengan cepat.Menurut informasi yang di terima Asius, para Bandit  tersebut tidak lama lagi akan memasuki  gerbang kota untuk melakukan penjarahan. Karena itu Asius mensiagakan semua prajuritnya untuk segara menyambut para Bandit itu dengan pedang. Tidak berselang lama seorang penunggang kuda datang dan langsung membunuh penjaga gerbang kota tersebut, setelah berhasil membunuh penjaga gerbang tersebut penunggang kuda tersebut kemudian memanggil kawanan Bandit  lainnya dengan bersiul.Gemuruh kaki kuda menggema di sekitaran gerbang kota disertai dengan teriakan para Bandit memecah kesunyian malam, para Bandit keluar dari persembunyiannya untuk segera menyerbu kota kecil itu. Asius mengamati pergerakan para Bandit tersebut dengan seksama dan memerintahkan pasukan pemanah untuk melepaskan tembakan. Tembakan panah menghujam dan menumbangkan beberapa Bandit, namun para Bandit itu tak gentar bahkan semakin semangat menyerbu gerbang kota.  Asius melompat dari tingginya menara kota dan langsung membunuh sang penunggang kuda, Asius berdiri di depan pintu gerbang kota kemudian disusul para prajurit menghadang ratusan Bandit yang ingin menyerbu kota. Begitu para Bandit mendekati gerbang kota pertempuran pun tidak terelakkan.Bandit bandit kejam itu sangat beringas dalam bertempur dan membunuh tanpa ampun, mereka tidak mengenal belas kasih bahkan lawan yang sudah terjatuh dan mohon ampun sekalipun dicincang tubuh tubuhnya. Namun Asius yang tangguh tetap menunjukkan ketenangan pada prajuritnya pada situsasi yang mencekam tersebut, dengan satu ayunan pedangnya Asius mampu menumbangkan  tiga musuh sekaligus.Teriakan penuh semangat menggaung dari para prajurit kerajaan saat melihat pemimpin mereka menumbangkan beberapa Bandit  dalam satu kali tebasan pedang, sebaliknya nyali Bandit bandit tersebut menjadi ciut, ketakutan akan pedang Asius yang tangguh telah merobohkan kekuatan dan keganasan mereka.Ketika nyali para bandit tersebut ciut, para prajurit kerajaan langsung menyerang mereka dengan gagah berani sampai semua bandit bandit tersebut  terpukul mundur dan hendak melarikan diri. Namun tak ada yang boleh melarikan diri, Asius memerintahkan prajuritnya untuk menumpas semua bandit. Tidak berselang lama semua bandit telah tewas kecuali pemimpinnya, pemimpin bandit tersbut akan di bawa ke istana untuk diberikan perlakuan khusus di istana, yaitu terkurung di penjara bawah tanah serta disiksa para algojo bengis.Begitu para bandit telah berhasil ditaklukkan kota yang sebelumnya sepi mendadak ramai, para penduduk kota berhamburan keluar rumah menyaksikan keberhasilan Asius mengalahkan para bandit, merekapun meneriakkan kata "The great Asius, Asius yang tangguh" sebagai bentuk kebahagiaan dan terimakasih mereka kepada Asius yang telah membebaskan mereka dari ancaman kejahatan para bandit tersebut.Sekali lagi Asius berhasil menjalankan misinya dengan gemilang, misi pembuktian sebagai prajurit tertangguh kerajaan SellPragha dan juga untuk membuktikan kalau dia pantas menggantikan kedudukan ayahnya sebagai Jendral tertinggi pada suatu saat nanti.  Asius pulang menuju istana membawa tawanan pimpinan bandit dengan diringi dengan nyanyian kemenangan serta sorak gembira penduduk kota kecil itu menyebut nama Asius. Memang ketangguhan Asius sudah terkenal seantero negri dan kisah kepahlawananya sudah tersebar ke seluruh wilayah, dia bagaikan dewa yang akan mengusir kejahatan disemua tempat yang dilaluinya.Perlu beberapa hari untuk bisa sampai di pusat kerajaan, perjalanan yang panjang dan sangat melelahkan namun rasa lelah tersebut seketika terhapus saat Asius sudah tiba di gerbang kerajaan. Semua rakyat SellPragha menyambut Asius dengan penuh suka cita dan juga dengan nyanyian kemenangan, disetiap sudut jalan terdengar suara teriakan kegembiraan menyambut kedatangan Asius "Hidup Asius matilah pemberontak, Hidup Asius hiduplah SellPragha". Begitulah luapan kegembiraan semua rakyat ketika menyambut kedatangan pahlawan mereka.Setibanya di istana Asius langsung disambut oleh ayahnya  yang juga jendral kerajaan itu, Aresiush Helio, sang ayah memeluk  satu satunya putra yang dia miliki itu, kini sang ayah bisa bernapas lega setelah sebelumnya diliputi rasa takut anaknya akan tewas saat menjalankan misi. "Panjang umur untukmu putraku, aku sangat bahagia melihatmu kembali dari misimu" Ucap sang ayah berbisik pelan ditelinga putranya."Aku juga sangat merindukan ayah, semua misi yang aku jalankan aku dedikasikan untuk kemuliaanmu, ayah" Jawab Asius kepada ayahnya.Tidak lama raja SellPragha, raja yang agung, King Aresthis muncul dan memberikan selamat pada prajurit tangguhnya itu. " Selamat Asius selamat, kau kembali membawa kemenangan untuk kerajaan ini, kau kembali membuat kerajaan kita ditakuti para pembelot dan pemberontak" Ucap sang raja dengan penuh kebanggaan.Asius merunduk ketika mengetahui kedatangan sang raja, namun raja langsung mengangkat tubuh prajurit terhebatnya itu untuk berdiri "Berdiri wahai Asius prajurit terhebatku. Kau bagaikan dewa bagi rakyat rakayatku,  sementara aku hanya seorang raja di mata mereka dan seorang dewa tak pantas bersujud kepada seorang raja"  "Aku hanya ingin disebut manusia dan seorang prajurit yang patuh pada raja dan ayahnya, aku tak ingin lebih dari itu" Jawab Asius" Ya, aku tahu itu. Kau adalah prajurit yang setia sama seperti ayahmu dan tak lama lagi kau akan menggantikan ayahmu sebagai pelindung kerajaan ini, The Great SellPargha. Namun sebelum itu kau masih perlu menjalankan beberapa misi lagi untuk membuktikan kepantasanmu atas tanggung jawab yang akan kau pegang. setelah misi tersebut selesai kau akan aku angkat sebagai wakil jendral dibawah komando ayahmu, setelah ayahmu berhenti maka kau akan menjadi jendral tertinggi kerjaan ini""Aku siap untuk misi selanjutnya raja"Mendengar kegigihan prajuritnya itu King Aresthis sangat kagum, namun sang raja tahu kalau prajuritnya itu juga manusia biasa yang bisa mersakan lelah dengan tugas tugasnya. Karenanya King Aresthis memerintahkan Asius untuk berlibur untuk beberapa hari. "Kau istirahatlah beberapa hari, aku akan segera memanggilmu jika sudah ada misi yang akan kau kerjakan." Kata sang raja  "Baik yang mulia King Aresthis" Jawab Asius.Asius mengisi waktu luangnya dengan berlatih menempa dirinya agar semakin kuat dan siap untuk menjalankan misi berikutnya. Namun latihan itu terasa sangat membosankan, dia sangat ingin segera ke misi berikutnya melawan musuh yang sebenarnya, dan tidak lama berselang rasa bosannya itu akan segera hilang karena sebentar lagi sang raja akan memanggilnya untuk misi yang berikutnya.Siang harinya Asius menghadap ke raja King Aresthis untuk menerima misi baru. Kali ini sang raja akan mengirim Asius ke tempat terjauh dari kerajaan itu yaitu kota Aksaxia, kota yang berbatasan langsung dengan Lembah Kematian.  Lembah kematian adalah sebuah padang pasir yang bersebelahan dengan kota Aksaxia kedua tempat itu dibatasi oleh gunung RockStone  serta tiga jajaran gunung lainnya, kedua tempat itu bagaikan dua mata uang yang berbeda, kota aksaxia merupakan tempat subur dan memiliki kekayaan berlimpah. Sementara lembah kematian sudah tercermin dari namanya, tidak ada orang yang hidup disana  kecuali sekelompok penyamun dan perampok.Penyamun inilah yang kerap kali datang merampok makanan dan menjarah barang berharga milik para penduduk aksaxia, barang dan makanan hasil rampokan tersebut akan mereka bawa ke tempat mereka yang tandus itu sampai saat mereka kehabisan makanan, maka mereka akan kembali lagi untuk merampok makanan dan barang berharga milik penduduk kota. Karenanya, tugas Asius kali ini adalah menumpas para penyamun dan membawa keamanan kembali ke kota Aksaxia serta membuat penyamun lainnya berpikir seribu kali untuk kembali merampok di wilayah kekuasaan kerajaan SellPragha  "Tumpas mereka, kirim mereka kembali ke sarang mereka dan buat mereka berpikir seribu kali untuk kembali ke wilayah kerajaan kita" Pesan King Aresthis saat melepas Asius bersama para prajuritnya.