BAB 10. membuat mobil.

Steven langsung menelpon pak malik kali ia sudah memperbaiki dan siap di kirimkan.

       Pak malik menjawab ia akan meminta seseorang mengambil barangnya.

    1 jam berlalu

    Orang yang di tunggu Steven dan kawan kawan pun datang, "betul ini dengan orang suruhan pak malik?" tanya steven.

"Iya pak, saya orang yang disuruh untuk mengambil paket tersebut" kata supir tersebut.

"Iya pak, ini untuk rincian yang harus di bayar 30 handphone × 2.500.000 total 75.000.000 terus, 30 laptop × 2.500.000 total 75.000.000 jadi jumlah nya Rp 150.000.000" kata steven.

"Ini tuan uangnya" kata supir itu sambil menyerahkan uang di dalam koper yang Steven sudah tau isi tersebut karena tadi dia juga menjelaskan berapa uang yang harus di bayar di telpon tadi uang yang diserahkan adalah Rp 175.000.000.

"Yasudah terimakasih ya pak, barangnya sudah di dalam mobil, bapak tinggal jalan" kata steven. "Makasih ya nak, maaf buat kamu kerepotan" kata pak sopir. "Oh gak kok pak itu urusan teman teman saya aja" jawab Steven dan sopir itupun segera menuju mobil dan pergi.

"Bro dapat berapa tu uang" tanya Hendra. "dapat 175 juta rupiah, jadi sebagai tabungan" kata steven. "Ya udah kita ke dalam sekalian nanti cari barang buat mobil yang pertama" lanjut Steven.

"Ayo kita cari" kata mereka serempak.

Berlima masuk ke dalam dan menuju kamar masing masing untuk berganti pakaian.

30 menit kemudian.

"Bro udah belum ni" kata steven kepada teman temannya Nyang menunggu di luar, "udah bro, yuk kita pergi" kata Doni.

Mereka berlima menggunakan motor biasa agar tidak diketahui orang lain dan untuk menuju ke tempat rongsokan berada akan membutuhkan waktu sekitar satu jam.

1 jam kemudian.

Steven dan teman teman nya sudah sampai di tempat tersebut. Mereka mencari barang yang dibutuhkan dan sekitar satu jam kemudian sudah ada di depan mata mereka tumpukan barang barang yang dibutuhkan,hanya alumunium, tanah liat dan kaca untuk kaca mobilnya.

"oke kita sudah kumpulkan semua barang barangnya dan tinggal tiga lagi tapi sebelum itu gw mau nanya ke kalian ni, kita itu buat mesinnya pakai apa ni kalau pakai mesin mobil biasa kayaknya gak sesuai deh dengan apa yang di inginkan" kata steven pada saat mereka sudah kumpul kembali.

"Ya udah gini aja lu cari di internet cara buat mesin dan praktek in karena waktu kita dua bulan doang jadi harus cepat" kata Doni.

"Iya tu kata Doni kita harus cepat. bagaimana kalau kita cari informasi di internet nya dalam waktu dua hari terus hari selanjutnya kita coba buat biar enak" kata Hendra.

"Oke gw ikut saran dari kalian aja biar kita kerjasama dan usahakan dalam satu bulan ini selesai" kata steven, "ayo kita pulang biar gak kesiangan" lanjut Steven.

"oke pak bos" jawab mereka berempat

Sesampainya di rumah mereka menuju kamar masing-masing untuk ganti baju dan kedapur untuk makan siang.

Setelah semuanya siap dan makanan tersedia di meja, mereka berdoa dan makan diselingi canda tawa.

"Steven lu gak mau buat lab atau semacamnya gitu?" Tanya Doni yang sudah selesai makan dari tadi, tinggal menunggu mereka saja.

"Ada tapi modalnya yang gak ada" jawab Steven yang sedang menguyah makan.

"Kalian yang mendesain saja nanti om yang akan bantu dengan modal usahanya" kata ayah steven.

"Makasih om, tapi buatnya dimana?"

Tanya Hendra.

"Buatnya di belakang aja, lahannya juga masih kosong di situ" jawabnya kembali.

"Kalian berlima nanti ikut kakek ke gazebo belakang, kakek mau ngomong sama kalian boleh?" Tanya kakek Steven.

"Boleh, setelah itu kita keruang biasanya kita buat barang untuk perbaiki beberapa part yang rusak tadi dan kita buat mesin.

Mereka berlima dan kakek Steven langsung menuju gazebo.

"Kenapa kakek meminta kami kesini?" Tanya Angga yang baru sampai.

"Kakek mau menanyakan tentang sistem yang berada didalam tubuh kalian, eh eh eh tunggu dulu jangan ngomong dulu , kenapa kakek bisa tau karena kakek yang memberikan chip itu" kata kakek Steven yang membuat mereka berlima terkejut.

"Wait wait, jangan bilang orang tua kami yang asli juga tau mengenai ini?" Tanya Doni yang memastikan tentang apa yang dilontarkan kakek Steven, karena orang tuanya juga pernah mengatakan hal yang serupa dahulu, tapi karena dia tidak percaya kemudian orang tuanya mengalah dan berharap Doni suatu saat nanti bisa menerima kenyataan ini.

"Ya orang tua kalian sudah tau tentang ini dan mereka juga sedang tidur dan tidak meninggal" kata kakek Steven yang membuat mereka berlima merasa dibohongi.

"Satu lagi, ini untuk mu Steven cucu ku, orang tua yang merawat mu itu adalah tante mu, adik dari ayahmu sekaligus anakku. Dan mereka sedang bersama orang tua teman temanmu, tapi ada yang aneh yaitu tante mu tidak bisa dibangunkan sejak kecelakaan itu dan sekarang masih kami coba di sadarkan kembali, yang sabar ya nak" kata nya berusaha menjelaskan tentang orang tua yang selama ini merawatnya.

"Dimana orang tua kami sekarang kek?" Tanya Rama yang begitu antusias ketika mengetahui bahwa orang tuanya masih hidup.

"Ada ditempat tersembunyi, kira-kira mereka bangun kembali tinggal lima bulan" kata kakek steven.

"Sabar cuy, gw juga mau ketemu sama orang tua gw" kata Angga.

"Yaudah kek, kami mau ke ruang biasa kami kumpul lagi mau buat mesin untuk mobilnya dan beberapa bagiannya juga" kata steven, lalu berdiri dan menyalami sang kakek dan diikuti mereka berempat.

Mereka berlima segera menuju ke tempat mereka bekerja.

3 jam kemudian

"Akhirnya tiga bagian mobil beserta mesin, ban dan velg nya jadi, hah hah hah" kata steven sambil menggerakkan badannya.

"Belum cuy, masih sepuluh persen doang, kerangka nya aja belum, kita cuma buat mesinnya aja kan" kata Doni yang diangguki oleh Angga dan Rama.

"Ya belum dong, lu pikir kita robot bisa selesaiin semuanya?" Tanya steven jengah.

"Hehehehe, ya gw salah" gumam Angga sambil cengengesan.

"Itu tau, yaudah ayok kita mandi sama makan malam abis itu kerjain or dulu" kata steven yang sudah keluar dari ruang kerja.

"Woi tungguin kocak, astaga bocah gak ada ahlak ini gimana Cok gak diberesin?" Teriakan Doni yang menggelegar.

"Ngapain diberesin nantikan kita kesini lagi, ini juga udah jam enam malam, lu mau beresin silahkan" kata Angga yang keluar disusul oleh Rama dan Hendra.

"Yee, gak gitu juga kali suherman, yaudah tungguin" kata Doni berjalan keluar dan mengunci pintunya.

Kemudian mereka berlima memasuki kamar masing masing untuk mandi.