Mereka keluar dari kamar setelah mandi dan menuju meja makan untuk makan.
"Bro, lu kapan ni mau ketemu sama narapidana itu?" Tanya hendra, sesaat setelah mereka makan malam.
"Ya mungkin besok gw mau temuinnya, kenapa?" Kata steven.
"Gak ada sih cuma nanya aja, Don lanjut gak ni?" Kata Hendra, lalu ia menanyakan tentang pekerjaan ke Doni.
"Lanjut dong, kita buat kerangkanya ajaa dulu baru buat yang lain" kata Doni.
"Gak usah malam ini, besok aja, PR nya ntar gak dikerjain lagi" kata steven.
Setelah selesai makan mereka berlima lanjut mengerjakan pr.
Besoknya
Steven turun tangga dan menyalami kedua orang tuanya, lalu menuju ke parkiran tempat mobilnya tersimpan.
Dia menuju kantor polisi untuk bertemu seorang mafia.
Setelah sampai, Steven langsung menanyakan seorang tahanan yang dipernjara bernama Gonzales Garrix, lalu resepsionis berkata bahwa Gonzales berada di ruang tahanan 0925 yang paling atas.
Resepsionis itupun membawa Steven untuk menemuinya dan memintanya untuk duduk terlebih dahulu, lalu dia meminta polisi yang berada di tempat itu untuk memanggil Gonzales kemari.
Setelah itu resepsionis itu langsung menuju ke lantai pertama tempat dia bekerja.
Tidak lama kemudian Gonzales pun diantar oleh polisi itu ke mejanya.
"Perkenalkan steven Borneo dan kamu siapa?" Tanya steven setelah memperkenalkan namanya.
"Gonzales Garrix biasa dipanggil Gonzales" jawab Gonzales.
"Apa tujuan kamu kemari?" Tanya Gonzales.
"Tujuan ku kemari adalah untuk membebaskan diri mu dari jeruji besi yang dingin itu, tapi ada satu syarat yang perlu kamu ikuti setelah bebas nanti" kata steven to the poin.
Mendengar itu pun mata Gonzales berbinar dan dia langsung menanyakan syarat nya "apa syaratnya, aku pasti akan tepati, aku berjanji" kata Gonzales.
"Syaratnya kamu dan semua bawahan mu akan menjadi bawahanku, aku juga akan membuat geng mu menjadi yang terkenal di indonesia bahkan dunia, mau?"
"Mau, aku juga setuju untuk menjadi bawahan mu dan kamu sendiri akan membebaskan ku, jika tidak aku akan membunuhmu" kata Gonzales.
"Tenang saja, dalam dua hari nanti kamu akan bebas, oh ya satu lagi, yang aku mau tanyakan ke kamu yaitu tentang tanah kosong tempat kalian berkumpul" kata steven yang baru ingat bahwa dia ingin menanyakan tanah yang anggota Gonzales tempati.
Gonzales menanyakan maksudnya. Lalu dijawab oleh Steven, alasannya karena dia ingin membuat kota yang indah dan tidak berpolusi.
Gonzales pun mengerti, dan dia setuju untuk menjadikan tempat itu kota teknologi.
Setelah itu steven pulang menuju rumahnya dan dia ingin menukarkan poin sistem untuk modal membuat kota nanti.
Sesampainya di rumah dia langsung ketempat teman- temannya. "Steven, gimana?" Tanya Hendra.
"Aman, dia mau" kata steven.
"Gimana udah jadi belum?" Tanya steven tentang pekerjaan teman-temannya.
"Udah jadi, tinggal buat bodynya" kata Hendra mewakili teman-temannya.
"Yaudah gw tinggal dulu ya, masih ada pekerjaan yang lain" kata steven pergi meninggalkan mereka.
Dan dijawab serempak oleh mereka.
Steven pergi ke gazebo depan rumah, lalu dia menelpon pak Bagas, "halo pak Bagas."
"Ya hallo tuan muda, ada apa?" Jawab pak Bagas di seberang telpon.
"Gini pak, saya mau nanya nih, ada gak hacker di perusahaan kita?" Tanya steven to the poin.
"Ada tuan muda, namanya ivan. Kenapa?" Tanya pak Bagas.
"Kalau begitu saya minta nomornya" kata steven.
"Baiklah, lima menit lagi saya saya kirim" kata pak Bagas, lalu steven mematikan telpon.
Lima menit kemudian.
Terdengar suara handphone Steven, lalu dia melihatnya dan pak Bagas mengirim nomor Ivan.
"Hallo tuan muda" jawab seorang pemuda di seberang telpon.
Alis Steven berkerut karena dia belum mengenalkan namanya.
"Kenapa kamu tahu saya yang menelpon dan tahu nama saya?"
"Oh, itu karena pak Bagas sudah memberi tahu saya tadi, hehehehe, kenapa?" jawab ivan.
"Ivan, saya minta kamu mencarikan bukti tentang seorang tahan bernama, Gonzales Garrix, tahu kamu?" Kata steven.
"Oh tau tuan tenang saja, saya akan mencarikannya, tunggu saja nanti malam" kata Ivan.
"Ya baiklah saya tutup telponnya" kata steven setelah Ivan menjawab.