setelah selesai bersiap-siap dan memastikan semua barang telah dibawa ilona berjalan menuruni anak tangga dengan wajah yang segar dan cantik" pagi semuanya." sapa ilona langsung bergabung di meja makan bersama ayah bunda dan Raka. menu hari ini ada tumis bakso ,tumis kangkung ikan goreng dan tempe goreng. terdengar sederhana tapi rasanya luar biasa lezat .
" pagi kak." ucap ketiga orang itu bersamaan seperti dikomando saja lucu sekali . inilah kebiasaan rutin keluarganya mereka tidak boleh pergi keluar rumah tanpa sarapan terlebih dahulu
" kak, laki-laki yang datang kerumah semalam kata ayah suami kak ilo, tapi kenapa raka tidak melihat pernikahan kak ilo? apa Raka tidak diundang?." pertanyaan Raka membuat mood ilona menurun drastis ayah yang menyadari suasana meja makan tidak kondusif buru-buru langsung mengajak raka untuk berangkat ke sekolah dengan alasan agar tidak terlambat . dengan wajah cemberut Raka langsung mengikuti sang ayah.
setelah ayah dan Raka pergi bunda pun berkata dengan lembut sambil membuatkan ilona bekal " bunda tau kak pernikahan kalian terjadi bukan atas dasar cinta,tapi ini sudah takdir dari Allah, kakak harus belajar menerima memusuhi keadaan tidak akan mengubah apapun dan satu lagi hormati dia dan hargai dia sebagai suami kakak, bukan bunda mendukung dia tapi surgamu ada ditelapak kaki suamimu kak , ingat kak takdir Allah itu selalu baik."
ilona yang mendengarkan nasihat bunda hanya diam sulit sekali rasanya menerima kenyataan bahwa ia sudah menikah bukan dengan pria yang ia cintai ia berharap semua ini hanya mimpi ,yang sebentar lagi akan bangun dan semuanya kembali seperti semula.
" bunda , isni sudah ada di depan rumah ilona berangkat kerja dulu, assalamualaikum." ucap ilona lembut sambil mencium tangan bunda ia bersyukur isni mengirimkan pesan diwaktu yang tepat. ia berjanji akan mentraktir isni makan siang ketika jam istirahat kantor .
" waalaikumsalam hati-hati dijalan kak."ucap bunda lembut sambil menghela nafas panjang ia tahu putrinya masih belum siap menerima kenyataan ini tapi ia berharap anaknya dapat hidup bahagia dengan pernikahan nya .
" heh kenapa ngelamun?" tanya Isni heran dengan sahabatnya sudah sekitar 10 menit mereka dalam perjalanan ilona hanya diam melamun sambil melihat keluar jendela mobil . untung saja hari ini isni yang mengendarai mobil ,jika saja ilona yang mengendarai mobil sudah dipastikan mereka akan menabrak pohon yang ada di setiap tikungan.
" lu tau kan apa permasalahan hidup gua." ucap ilona sebal dengan Isni seolah-olah isni tidak mengetahui beban berat hidupnya karena setelah ilona pulang dari rumah sakit Cahyo ternyata isni sudah berada diruang tamu rumahnya menunggu dirinya dengan tatapan sengit meminta penjelasan kenapa ilona tidak datang ke kafe Alamanda. ilona yang saat itu membutuhkan tempat cerita langsung membawa Isni kekamar nya dan menceritakan tentang peristiwa yang ia alami tanpa terlewat sedikit pun. Isni yang mendengar pernyataan ilona awalnya hanya diam sambil melongo seperti orang kesurupan mungkin terkejut atau apa yang jelas dihadapan Isni ia menangis tersedu-sedu. bukannya menanyakan apakah ia bahagia atau tidak dengan pernikahan dadakan itu Isni malah menanyakan suaminya kaya atau tidak sungguh sahabat tidak punya adab dan malam itu Isni memutuskan untuk menginap dirumah ilona karena ia yakin disaat terpuruk seperti ini ilona pasti sangat membutuhkan nya .
" gua setuju sama omongan bunda, gak ada salahnya kalo lu mau coba terima pernikahan lu lagi pula suami lu masih ganteng gitu gua aja kalo ditawarin nikah yang kek suami lu ga bakalan gua tolak hehe." ucap Isni sambil membelokkan setir mobilnya sebenarnya isni tadi sempat masuk kedalam rumah. saat akan mengucapkan salam ia langsung diam karena tidak sengaja mendengar bunda sedang menasihati Ilona ia memutuskan untuk keluar memilih menunggu di mobil saja dan soal suami ilona ia sudah mengetahui informasi itu dari bunda
" lu mah sama aja sama yang lain ngeselin." ucap ilona sedikit kesal kenapa semua orang malah membela si tua Bangka itu kenapa tidak ada yang mengerti dirinya. aaaaaa rasanya ilona ingin berteriak sekencang mungkin untuk mengurangi kegundahan hati nya
" udah gak usah dipikirin nanti lu bisa gila diusia muda." ucap Isni bercanda sambil memarkirkan mobilnya di parkiran kantor entah karena asik mengobrol atau apa sampai rasanya kali ini jalan menuju kantor lebih cepat dari biasanya
" sialan lu." ucap ilona menanggapi candaan Isni sambil membuka pintu mobil karena jam sudah menunjukkan pukul 7:30 wib sudah waktunya mereka masuk jam kerja jangan sampai karena masalah pernikahannya ia dipecat dari perusahaan nya . tapi sepertinya walaupun di pecat ia tidak akan kekurangan uang karena sekarang ia punya ATM berjalan hahahaha