Keluar Dari Labirin

"Prang, "Storm mengarahkan serangannya kearah monster tanaman dengan kerasnya.

Monster tanaman yang terpotong kembali menjadi dua merenegerasikan tubuh tanamannya kembali semula. Storm yang dari tadi seharusnya menang menjadi kesal sebab sudah puluhan kali dia menghancurkan tanaman monster itu.

"Aku harus cari cara?... "Storm berfikir keras mencari jalan keluar dari dari sini.

"Wusss, "Pisau terbang melayang disekeliling tubuh Storm.

Tidak salahnya mencoba cara yang terakhir Storm miliki mengendalikan pisau itu dan dengan cepat menyerang monster tanaman. Benar saja meski cuma pisau terbang tapi setelah memotong bagian monster tanaman menjadi beberapa potongan.

"Bukk, "Monster tanaman itu akhirnya tumbang terkena serangan Storm tadi.

Setelah mengalahkan monster tanaman dengan pisau terbang miliknya Storm kembali berjalan dengan luka ditubuhnya mencari jalan keluar. Jauh sudah Storm berjalan tapi seperti kembali lagi saat dia dirinya masuk kedalam labirin ini tak mau berdiam diri. Storm menggunakan kekuatannya memindai tempat didepannya apakah jalan keluar atau tidak.

"Tidak bisa keluar kalau begini!... "Setelah memindai dengan matanya tadi ternyata didepannya bukan jalan keluar.

Karena kesal tidak bisa keluar dari labirin ini Storm mencari jalan keluar dengan paksa agar bisa menembus labirin ini. Storm mengaktifkan armornya lalu terbang keatas dengan sangat cepat hendak menghancurkan langit labirin.

"Duarr, "Ledakan terjadi yang disebabkan Storm menghancurkan langit langit labirin dengan tinjunya.

"Wusss, "Akhirnya Storm bisa keluar dari labirin dengan selamat setelah keluar paksa jalur atas.

"Mungkin Karl sedang tidur?... "Storm teringat Karl dan dia menganggap Karl memulihkan tenaganya.

"Kembali sajalah!... "Storm terbang diatas langit menuju kota Nirvana diseberangnya.

"Cusss, "Air terbang keatas yang dikeluarkan ikan paus yang berenang dipermukaan.

"Besar sekali ikannya!... "Storm melihat kebawah dimana ikan paus itu berenang renang dilaut.

Setelah puas melihatnya Storm melajukan terbangnya menuju rumahnya yang dari kejauhan nampak. Tak lama Storm sudah sampai dirumahnya lalu mendarat ditanah dan tak lupa menonaktifkan armornya.

"Sampai juga!... "Storm menyapu keringat lelah sudah bertarung dengan monster tadi.

"Ceklek, "Storm masuk kedalam rumah diam diam agar tidak ketahuan adiknya.

"Krakk,

"Aaaa, "Kepala Storm dilempar boneka dan terjatuh kelantai memegangi kepalanya terkena lemparan.

"Kak Storm!... "Jessica mendekati kakaknya yang dikira pencuri tadi.

"Maaf kak, tadi aku melempar kakak dengan bonekaku, "Jessica merasa bersalah dengan kakaknya.

"Lupakan saja!... "Storm berdiri dari dia terbaring.

Ternyata Storm tadi pura pura kesakitan saja nyatanya lemparan boneka Jessica tadi tidak membuatnya kenapa napa. Storm duduk diruang tamu setelah tadi sedangkan Jessica kembali kekamarnya. Storm yang duduk dikursi sambil memandangi sekitaran kadang juga menatap langit langit rumah.

"Tutt!... "Tutt!...

"Siapa sih yang memanggil!... "Storm yang lelah dengan malasnya mengangkat panggilan itu.

"Storm kau lagi dimana?... "Tanya Lucy didalam panggilan entah bagaimana caranya bisa menghubungi Storm.

"Eee... dirumah!... "Storm menjawabnya dengan biasa saja karena dia menjawab panggilan Lucy dengan alat komunikasi ditelinganya yang terpasang langsung dari armor canggih pemberian Sky dulu.

"Apa kita bisa ketemuan?... "Lucy mengajak Storm ketemuan disebuah tempat.

"Maaf Lucy, aku sangat lelah lain kali saja, "Storm tidak enak dengan penolakannya tapi dirinya juga ingin istirahat sejenak.

"Iya, nggak papa!...

"Sampai ketemu nanti, "Lucy mematikan panggilannya dengan Storm.

"Tidak biasanya, Storm menolak!... "Sambil memandangi HPnya yang terlihat mahal Lucy bertanya tanya didalam hatinya.

"Dek, lagi ngapain?... "Storm berjalan dan membuka kamar Jessica.

"Ternyata tidur!... "Nampak Jessica tidur dengan pulasnya sambil memegang boneka pemberiannya.

"Keluar saja, nanti bangun!... "Tak mau mengganggunya Storm kembali keruang tamu dan duduk dikursi tadi.

"Jalan jalan saja dipinggiran kota, keknya enak!... "Storm berdiri lalu membuka pintu setelahnya menutupnya dan berjalan menuju kepusat kota.

"Ramai juga ternyata!... "Storm yang sudah tiba memandangi sekitar banyak orang orang singgah ada yang beraal dari luar dan dalam kota.

Storm hanya berjalan pelan pelan saja tidak ada niat membeli karena tidak tahu apa yang harus dibelinya. Hingga sampai didepan restoran Storm berhenti sejenak memandangi orang lalu lalang. Setelahnya Storm kembali melanjutkan berjalan tak tahu harus kemana dia tuju saat ini.