Selamat Tinggal Kak

"Domain!... "Victor mengaktifkan domain miliknya mengambil kesempatan mengalahkan Storm yang terluka.

Tempat mereka bertarung seperti berada didalam sebuah lapangan yang luas tanpa ada pagar sama sekali. Penduduk kota Nirvana melihat kedua orang yang bertarung tadi tidak ada didepan mereka lagi kecuali Jessica yang mondar mandir karena dia masuk kedalam domain Victor.

"Kak Storm dimana?...

"Tempat apa ini?... "Jessica yang polos tak tahu menahu tentang dirinya dalam bahaya.

Dilain tempat Storm terus saja memuntahkan darahnya tak mampu menampung tubuhnya mati rasa. Dirinya hanya terbaring ditanah tak bisa berbuat apa apa lagi menggunakan kekuatan sama saja membunuh diri sendiri pikirnya.

"Tuan saya merasakan ada seseorang yang terbawa masuk kedalam domain ini, "Karl tiba tiba muncul didepan Storm yang terbaring lemah.

"Jessica, "Sontak Storm langsung tahu siapa yang dimaksud Karl barusan.

"Cepat cari dia, Jangan sampai Victor menghabisinya, "Perintah Storm dengan tegas khawatir dengan adiknya.

"Baik tuan, Saya akan menyelamatkannya, "Setelah itu Karl berlari dengan sangat cepat mencari keberadaan Jessica.

"Sialan, Dia menjebakku, "Storm baru sadar akan hal ini ternyata Victor tidak ada lagi disini ternyata mengincar Jessica.

Karl berlari dengan begitu kencang mencari hawa keberadan Jessica yang sudah ada didepan matanya dan menambah kecepatannya. Dilain sisi Victor menghampiri Jessica yang berjalan sendirian mencari Storm berada.

"Tangkap dia, "Perintah Victor pada rumput rumput panjang.

"Aaawh, "Jessica dililit banyak rumput panjang mengelilingi tubuh kecilnya.

Bersamaan dengan itu juga Karl sudah sampai ditempat Jessica dililit banyak rumput, Jessica berteriak meminta tolong dengan keras tapi namanya domain jadi percuma saja tidak akan ada orang yang masuk kecuali kehendak pemilik domainnya. Karl yang melihat Jessica ditangkap Vitor tak tinggal diam dia mencoba menghampirinya dan membebaskannya.

"Monster kaki seribu raksasa, "Victor bisa menciptakan apa yang dia mau selama berada didalam domainnya termasuk saat ini untuk menghadang Karl.

"Shttts, "Monster kaki seribu dengan ukuran puluhan meter muncul dan menghadang Karl yang ingin menolong Jessica.

"Bawa dia kedimensimu, Jangan biarkan monster itu keluar dari sana, "Tegas Victor pada monster kaki seribu.

"Shtttsh, "Seakan paham monster kaki seribu membentuk dimensi buatannya sesuai perintah Victor.

"Monster licik, "Sebelum mereka bertarung Karl marah pada monster kaki seribu yang menghalanginya menyelamatkan Jessica.

Tak lama mereka memulai pertarungan sesama monster dengan kekuatan monster masing masing darinya. Victor berteleport dari tempatnya saat ini ketempat Storm berada sambil tersenyum kemenangannya.

"Lihatlah baik baik Storm, "Victor memperlihatkan Jessica tak berdaya lagi dengan ikatan rumput yang dikendalikannya.

"Jangan lukai Jessica, "Storm meminta pada Victor melepaskannya.

"Ka... k A... ku Se... nang Bi... sa Menge... nal... Ka... kak... !... "Jessica berkata dengan wajah pucatnya sambil menangis bahagia mempunyai kakak yang selalu melindunginya selama ini.

"SRETTTS, "Setelah mengucapkan kata perpisahan tadi sambil tersenyum, Rumput rumput yang mengikatnya berubah menjadi rumput tajam dan langsung menusuk tubuh kecil Jessica dengan ratusan rumput tajam.

"TIDAK, "Storm menangis histeris melihat Jessica sudah pergi selamanya dengan kondisi tubunya berceceran darah.

"Manusia pasti akan kehilangan orang yang dicintainya, "Victor yang dipenuhi akan dendam terhadap penduduk kota Nirvana termasuk walikotanya tak peduli apa yang dilakukannya yang penting dia akan menghancurkan kota ini sama seperti apa yang dilakukan Michael padanya.

"Maafkan kakak!...

"Andai saja aku tidak lahir kedunia ini maka kamu tidak akan seperti ini, "Penyesalan, Kemarahan, Kebencian, Penderitaan, Serta Menyalahkan diri sendiri itulah yang dirasakan Storm saat ini satu satunya yang dianggap keluarga baginya sudah tidak ada lagi didunia ini.

Storm sangat terpukul atas kepergian adik satu satunya yang selalu menghiburnya saat sedang kesepian. Tapi semua sudah sirna harapan dan perjanjiannya dengan adik tercinta tidak terwujud.

"Maafkan aku, "Suara pelan keluar dari mulut Storm sambil berdiri perlahan dari terbaringnya dirinya.

Storm hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri bukan karena tak menuduh Karl tak becus tapi Storm dan Karl terikat satu sama lain. Oleh sebab itu Storm tahu Karl bertarung dengan montser kaki seribu disebuah dimensi. Setelah berdiri Storm tertunduk lesu tak mempunyai semangat lagi.