Ax Blurtle

Ditahanan ruang bawah tanah itu.

Cain tetap memberikan perlawanan terhadap Iron Crone meski satu tangannya yaitu tangan kirinya harus patah.

Dikombinasikan dengan kutukan amarahnya, Cain mengamuk membabi buta menyerang Iron Crone dan berhasil.

Cain perlahan lahan bisa mengimbanginya didalam wujud kutukannya.

"Duarrh"

Iron Crone tetap berdiri tegap disekitar dinding tempat sekitar roboh juga hancur.

Dia memang sengaja melihat potensi kekuatan sejati dari pemberontak itu. Hasilnya sangatlah mengecewakan sekali.

Iron Crone malas meladeninya yang terbilang masih lemah dengan levelnya.

"Apa sudah selesai pertunjukannya?"

Dirasa ada peluang celah, Iron Crone menerjangnya lalu menendangnya sekencang mungkin.

"Wusss!

"BOOM"

Lagi lagi Cain harus terkapar dengan banyak luka ditubuhnya setelah menghantam dinding yang keras.

Rise sama sekali tidak bisa menolongnya sebab Iron Crone tak segan membunuh Cain menggunakan kekuatan penuhnya.

"Bertahanlah Cain, kamu harus kembali bangkit demi misi kita serta tuan Estry!"

Ucapan Reise kembali menemukan semangat barunya.

"Kamu benar Reise...

"Aku lebih baik mati dimedan perang daripada harus tunduk pada kerajaan!"

Cain mengeluarkan kekuatan penuhnya seiring amarahnya yang semakin meluap.

Transformasi Cain berubah dari pemuda berbadan kurung kering menjadi besar dan berotot kuat. Cain yang sangat marah mengubah dirinya sendiri agar bisa mengimbangi Estry.

"Jika itu maumu maka bersiaplah mati dalam kehinaan!"

Iron Crone yang tidak akan membiarkan harga dirinya diinjak oleh siapapun apalagi pemberontak itu.

Iron Crone lantas mengambil kapak andalannya yang selama ini dia gunakan jika terdesak maupun lawan yang sulit dia kalahkan.

"Ax Blurtle...

Sinar hijau terang menyelimuti kapak bernama Ax Brlurtle itu.

Sebuah kapak pemilik dari salah satu petarung gila dimasanya. Namun karena dia harus mati kalah didalam pertarungan.

Iron Crone memungutnya dan menjadikan senjata kapaknya sebagai senjatanya.

"Kuberi kalian kesempatan kedua kepada nyawa kalian berdua!"

Iron Crone mengangkat kapak yang memancarkan hawa membunuh itu.

Sontak saja Cain dan Rise saling lirik satu sama lain dikarenakan mereka merasakan jika Iron Crone bukanlah lawan yang mudah.

Petarung gila itu tidak akan pernah puas sebelum menemukam orang yang mampu mengalahkannya. Benar benar maniac pertarungan dan seni bertarung sejati.