Sungguh, aku jadi banyak mengeluh; dalam hati.
Kepada malam yang berganti jadi sunyi, setelah kedua telinga ini, terpapar kebisingan duniawi.
Senyum sumringah penuh pembodohan, beserta kerut wajah yang tak bisa saling tipu-tipuan.
Siangku asyik sekali, didapati bersama sejawat yang saling mengisi gurauan pemeran pengganti.
Sungguh, aku jadi sering berkeluh di dalam hati.
Menantang problematik yang semakin unik, menentang reseptor tuk mengalirkan dopamin kembali terjalin.
Aku butuh insulin, sekedar melegakan kerongkongan yang amat radang.
Dan, asap rokok ini terus membakar dirinya sendiri. Tak perduli berapa banyak zat kimia berkomposisi.
Tiap lingkaran bakarnya tervisual kebohongan, padahal sudah tahu hasilnya cuma abu.
Permainan kata "tidak apa-apa" tak cukup untuk pembohongan publik.
Mau bagaimanapun, jalan raya akan menggores kulitmu tak perduli setebal apapun itu.
Karena semua itu tentang soal yang terus jadi persoalan.