Panca INDERA | Vol.5 |

Aku masih selalu menahan diri, tak berkomunikasi pada telinga lain. Walau komunikasi sangatlah penting, dalam mengibarkan sayap-sayap relasi. Tapi aku tahu diri, tak mau komunikasi pada telinga lain, aku hanya berfokus pada sepasang telinga yang cukup lama mendengarkan mulutku bicara kemana-mana.

Mencari topik pembicaraan tak segampang kelihatannya, padahal sudah mencari perkataan semut bertriliun kali. Namun acap kali dibilang basa-basi.

Walau kenyataannyan iya.

"Lalu siapa yang bisa mulai bicara tanpa basa-basi?"

Sekarang, pertanyaannya kita ubah.

"Apakah kau pernah menelaah tentang "kenapa" basa-basi dilontarkan? Tentu saja itu adalah respon atas diacuhkannya umpan balik"

Titik bosannya adalah, setelah berulang kali harus menggunakan template sama pada awal percakapan

Tak semua orang suka mendengar basa-basi, terlebih itu tak berbobot.

"Tapi, pernahkah kau berpikir bahwa memulai kata dengan basa-basi itu cukup melelahkan? Apalagi tambahannya tak didengarkan"

Sungguh, alih-alih seorang makhluk sosial yang saling komunikasi, justru seperti bicara pada tebing yang tinggi.

Bahkan sebuah benda memiliki respon pasif ketika ia mendapat stimulan dari benda lain, tergerak meski tak menggerakkanya sendiri.