"Ahahaha! Waktunya bersinar!"
Seketika sekujur tubuh Sako mengeluarkan kilatan petir besar yang menyambar seluruh sudut lorong itu. Seluruh tubuh Sako menyala-nyala bahkan sampai kedua matanya menyala terang. Petir-petir itu begitu dahsyat membuat lorong menjadi sangat cerah dan junoi itu terlihat. Junoi itu berbentuk manekin dan memakai pakaian kerajaan bewarna merah. Seperti seorang pangeran.
Beberapa petir Sako menyambar ke arah junoi itu namun junoi itu dengan sigap melompat menghindari semua sambaran Sako. Junoi itu terus melompat-lompat menghindari Sako sembari mengeluarkan suara aneh seperti radio rusak.
Tak lama kemudian, rombongan manekin hidup berlari ke arah Sako dari segala arah. Dari depan, belakang, bahkan menjebol tembok di lorong itu.
Melihat itu, Sako dengan cepat memfokuskan semua petirnya menjadi satu dan menggenggamnya dengan tangan kanan. Sako pun langsung mencambukkan petirnya secara melingkar menimbulkan ledakan dan semua manekin yang mengepungnya pun hancur seketika. Bahkan sampai membuat junoi tadi terhempas.
"Kau punya pasukan ternyata," ujar Sako menyeringai namun matanya tajam melihat ke arah junoi itu seperti predator.
Melihat itu, junoi itu segera berdiri dan langsung melarikan diri.
"Hehe, mau kemana kau?" Sako pun langsung melesat sembari masih menggenggam cambuk petir tadi. Kilatan cahaya dan guntur juga muncul tepat saat Sako melesat.
Tak butuh waktu lama, Sako sudah berada tepat di belakang junoi itu.
"Haha! Mati kau!" Sako langsung mencambukkan cambuk petirnya ke arah kepala junoi itu secara mendatar.
Namun beruntung junoi itu masih sempat menundukkan kepalanya membuat cambukan Sako meleset. Namun efek dari cambukan Sako membuat dinding di kedua sisi lorong itu hancur. Dinding dan atap di sekitarnya pun langsung runtuh. Namun tanpa ragu-ragu, Sako langsung melompat dan tangannya hampir meraih pergelangan kaki junoi itu.
Melihat lorong itu mulai runtuh dan Sako hampir menangkapnya, junoi itu langsung membuka telapak sepatunya. Saat telapak sepatunya terbuka, terlihat lubang di dalamnya. Seketika muncul api dari lubang itu dan junoi itu langsung melesat meninggalkan Sako di belakang. Sementara Sako yang mengira dirinya akan menangkap junoi itu pun terkejut. Dia tak sempat bereaksi dan akhirnya tertimpa reruntuhan.
Namun tak lama kemudian, timbul ledakan yang menghempaskan reruntuhan yang menimpa Sako. Sako pun dengan cepat kembali berdiri.
"Kembali kau dasar Junoi sialan!!"
Sako kembali melaju mengejar junoi itu dan kali ini kilatan petir yang menyelimuti dirinya semakin besar. Walaupun junoi tadi telah menggunakan roket pendorong, namun kecepatannya masih kalah cepat dengan Sako. Perlahan Sako mulai mengurangi selisih jaraknya dengan junoi itu. Dan setelah merasa cukup dekat, Sako langsung melompat mencoba meraih junoi itu sekali lagi. Namun tiba-tiba junoi itu mengubah arah dan menabrak dinding di sampingnya dan menembusnya.
Sako terkejut dan terjatuh. Namun tak pakai lama, Sako berdiri lagi dan langsung melompat masuk ke dalam lubang bekas tabrakan junoi tadi. Namun saat Sako melompat, Sako sedikit terkejut karena ruangannya begitu besar dan tak ada pijakan di bawahnya membuat Sako langsung bebas. Sembari merasakan dirinya yang semakin kencang melaju kebawah, Sako melihat di sekelilingnya terdapat banyak sekali boneka kayu yang bergelantungan.
Di dasar ruangan, junoi tadi sudah berdiri di sana dan menunjuk ke arah Sako. Seketika boneka-boneka kayu itu mulai menyerbu Sako. Boneka-boneka itu melompat dan menimpanya membuat para boneka itu terlihat seperti bola besar.
Melihat itu, mata junoi tadi mulai menyala dan berkata, "explo-"
Namun tiba-tiba, kilatan petir terlihat dari sela-sela boneka-boneka itu. Seketika, ledakan besar terjadi membuat semua boneka yang mengerubungi Sako langsung terhempas dan hancur. Setelah terbebas, Sako mendarat dengan kedua kaki dan satu tangannya. Kepalanya naik dan kedua matanya yang bercahaya terang menatap tajam ke arah junoi pangeran dengan senyuman lebar.
Si junoi pangeran langsung menunjuk ke arah Sako lagi dan beberapa boneka muncul dan menyerbu ke arahnya.
"Tch, hina sekali kau bawa-bawa pasukan," ujar Sako kedua tangannya mulai diselimuti kilatan petir.
Sako langsung melesat ke arah junoi pangeran itu namun ada beberapa boneka yang melompat ke arahnya. Sako tak berhenti dan sembari berlari, dia menghancurkan boneka-boneka yang menghalanginya.
Ada dua boneka yang melompat ke arahnya. Dengan cepat, Sako menggenggam tangan kedua boneka itu dan melemparnya ke satu boneka lain yang berlari ke arahnya. Sako kembali berlari namun di depannya terdapat rombongan boneka yang menghalanginya. Namun Sako tak gentar. Sako langsung melesat. Dia melompat dan memegang kepala salah satu boneka itu dengan erat lalu mencabutnya. Sako kembali mendarat dengan kaki kanannya namun saat kakinya menyentuh tanah, tiba-tiba muncul ledakan kecil yang diiringi dengan kilatan petir membuat junoi-junoi di dekatnya terhempas dengan Sako juga yang terhempas ke atas. Sako masih memegang kepala boneka tadi dengan erat. Seketika kepala boneka itu memunculkan kilatan petir besar dan menyala terang. Sako langsung melempar kepala boneka itu menimbulkan ledakan besar dan menghancurkan rombongan boneka yang ada di bawahnya.
Sako mendarat dan kembali melesat ke arah junoi pangeran. Si junoi pangeran langsung mengarahkan telapak tangan kanannya ke arah Sako namun sudah terlambat. Sako sudah tepat berada di depannya dan siap mendaratkan pukulan. Tiba-tiba, banyak boneka kayu yang sudah berada di belakang Sako dan langsung memegangi Sako. Tangan, kaki, dan badannya. Melihat kesempatan, junoi pangeran tadi langsung mengeluarkan meriam kecil dari telapak tangannya dan...
BOOM!!
Seketika timbul ledakan besar dari meriam itu yang mengarah langsung ke Sako.
Merasa sudah berakhir, junoi tadi menurunkan tangannya.
Asap bekas ledakannya tadi mengelilinginya. Begitu sunyi rasanya. Namun junoi pangeran itu seperti merasakan sesuatu di belakangnya.
Junoi itu melihat ke belakang dan langsung dibuat sangat terkejut karena Sako sudah berada tepat di belakangnya dan mengarahkan pukulannya.
"Kena kau."
Sako berhasil mendaratkan pukulan keras di pipi kiri junoi itu membuat setengah wajah junoi itu hancur dan membuatnya terpental cukup jauh. Junoi itu berusaha kembali berdiri sembari mencoba menyembuhkan wajahnya. Sedikit demi sedikit, serpihan kayu yang hancur kembali tumbuh. Sementara di sisi lain, Sako dengan senyumannya menghampiri junoi itu.
"Mau nyembuhin diri ya? Kasihan banget," ujar Sako.
Melihat Sako mendekat, junoi pangeran itu kembali menunjuk ke arahnya. Beberapa boneka kayu muncul dan menghalangi jalan Sako. Namun Sako tak peduli dan melesat menabrak semua boneka itu hingga hancur.
Junoi itu terkejut melihat kegilaan Sako dan dengan mengepalkan tangannya, banyak boneka kayu yang mengerubunginya untuk melindunginya. Namun Sako yang masa bodo langsung menabrak pertahanan boneka itu dan berhasil meraih kepala si junoi pangeran.
Sako menggenggam erat wajah junoi pangeran kayu itu dan melesat menabrakkan diri menembus tembok-tembok yang ada di sana dan tentunya kepala junoi itu yang menabraknya terlebih dahulu. Setelah Sako membawanya "jalan-jalan" sebentar, mereka kembali ke ruangan tempat Sako bertarung dengan boneka-boneka kayu. Sako langsung membanting junoi itu dengan keras.
Belum selesai, Sako mendarat dengan menginjak dada junoi itu dan ledakan kecil muncul membuat Sako terhempas ke atas. Sako kembali terjun ke bawah sembari mengepalkan tangan kanannya yang diselimuti kilatan petir. Sementara junoi tadi yang terlihat sudah tak berdaya, masih bisa membuka mulutnya dan menembakkan energi LYNK yang cukup besar. Namun bukannya menghindar, Sako malah menghadapi energi LYNK itu dan mengadunya dengan pukulannya.
Tembakan LYNK dari junoi itu seolah tak berefek apa-apa kepada Sako. Sako masih terus melaju dan berhasil mendaratkan tinjuan ke wajah junoi itu membuat wajahnya hancur bahkan kepalanya terlepas dari tubuhnya.
Belum selesai, Sako melempar badan junoi itu ke atas bersama dengan kepalanya. Tak lama kemudian, Sako memunculkan kilatan petir di tangan kanannya yang membentuk tombak. Sako pun melempar tombak itu menembus kepala dan badan junoi itu. Seketika muncul ledakan besar dan junoi itu hancur menjadi serpihan kayu dan perlahan menghilang menjadi asap bewarna merah.
"Akhirnya selesai," ujar Sako menghela nafas. Tak lama kemudian, Sako teringat anak kecil yang dia bawa tadi. "Oh iya, waktunya menjemput anak itu."
Sako berjalan kembali ke ruangan anak tadi bersembunyi namun saat dia sampai, dia melihat satu junoi berbadan kurus namun besar sudah membuka mulutnya lebar selebar lemari tempat anak itu bersembunyi.
"Huh? HEY!!" Sako yang terkejut langsung menecoba melesat .
Namun tiba-tiba langit-langit ruangan itu rusak dan keluar junoi lain yang jatuh dan menimpa junoi tadi.
"Huh? darimana junoi itu?," gumam Sako.
Tanpa pikir lama, Sako langsung melesat dan menendang kedua junoi itu dengan kakinya yang dilapisi kilatan petir hingga membuat kedua junoi itu hancur. Sako langsung membuka lemari di sebelahnya dan melihat Anak kecil tadi masih bersembunyi di dalam.
"Kakak! akhirnya kau kembali," Anak kecil itu langsung memeluk Sako. "Tadi aku dengar suara aneh," ujar Anak kecil itu.
"Tenang. Sudah-sudah tak usah takut lagi. Kakak sudah di sini. Ayo keluar," ujar Sako dengan lembut.
***
Di sisi lain, Mono berdiri di tengah beberapa junoi yang terkapar. Di sebelahnya juga terdapat lubang yang cukup besar. Dia mengusap keringatnya lalu mengambil sesuatu dari sakunya.
"Tak kusangka aku akan menemukan ini," ujar Mono sembari melihati Segel Arabes yang dia pegang.