Dengan tergesa-gesa, Shi Nianyao mengambil sebuah telur yang belum direbus dan melemparkannya ke dalam hotpot.
Ketika sudah matang, dia mengangkatnya, mengupasnya, dan membungkusnya dengan handuk. "Ini, biar saya yang mengompreskan. Ini sangat efektif dan kamu bisa kembali ke lokasi syuting besok."
Mo Xicheng duduk diam tanpa bergerak.
Kebahagiaan yang dia rasakan saat bersama Shi Nianyao kini telah hilang.
Dia diam-diam menonton Shi Nianyao yang bergerak dengan canggung. Dia tidak bersuara, bahkan ketika telur rebus panas itu ditempelkan ke wajahnya.
Shi Nianyao terus menggumamkan, "Harusnya ini cara yang benar, kan? Aku pikir ini sudah benar?"
Mo Xicheng tidak bisa menahan diri untuk menggapai tangannya.
Dia membeku dan menatapnya.
Dia mulai berbicara dengan tenang, "Nianyao..."
Segera, dia meraih dan menutup mulutnya dengan tangan yang lain. "Mo Xicheng, aku suka kamu, bukan statusmu, bukan keluargamu. Aku hanya suka kamu. Tolong jangan katakan lagi, oke?"