PEMENANG

Saya menatap keluar jendela terbenam dalam pikiran saya saat saya melihat beberapa burung berlari ke sarangnya karena perubahan cuaca yang tiba-tiba. Langit berwarna hitam pekat dan awan besar bergerak bersama-sama membentuk lingkaran yang tebal. Saya mendengar ketukan di jendela lalu berubah menjadi rintik-rintik. Awan meludahkan butirannya. Genangan mulai berbunyi karena hujan semakin deras. Saya segera menutup jendela dan melangkah mundur masuk.

Atap rumah kami menari dengan semprotan air dan saya bisa mendengar gumaman hujan melalui jendela. Terdengar seperti dengungan lebah yang marah.

Saya membenahi diri saya yang mungil di tempat tidur, tenggelam dalam selimut saat saya meringkuk menjadi bola. Suara hujan yang bertabrakan dengan jendela terdengar membuat saya tidak bisa memejamkan mata. Saya biasanya takut hujan sejak saya masih anak-anak. Rasanya seperti tangan tak terlihat datang untuk menangkap saya atau angin mungkin saja mengangkat rumah kami suatu hari nanti.