Kematian Du Bian Wei

Saat tantangan itu di lontarkan Su Ming berdiri.

"Anak keluarga Du, kamu punya apa untuk menantang ku?"

Du Bian Wei, anak penerus keluarga Du, wajahnya menjadi merah, dia seakan akan meledak seperti gunung merapi.

"Kalau punya nyali, maka terima tantanganku!"

Du Bian Wei benar benar menantangnya dengan cara yang bar bar. Su Ming tak keberatan, dia malah turun dari tempatnya, tubuh Su Ming lebih kecil, wajar saja.

...

Persiapan untuk pertandingan selesai, orang orang mulai bersorak, ibu Su Ming, Su Lan menatap tidak khawatir dia malah tersenyum hangat di tempat duduknya dengan menyesap tehnya.

"DIMULAI!"

Saat semuanya di mulai, Du Bian Wei menyerang lebih dahulu, dia mengeluarkan pedangnya.

Dengan gerakan acak dia mampu membuat clone untuk dirinya sendiri, dia punya kecepatan yang luar biasa hingga membuat clone dirinya sendiri hanya dengan teknik gerakan.

"Kapan kamu akan menyerang?"

Su Ming menatap bosan, gerakan itu tak membingungkannya, tapi malah membuat Du Bian Wei marah, dia menerjang ke arah Su Ming.

"Sombong!"

Ujung pedangnya sampai ke depan dada Su Ming, namun dengan satu telunjuk jarinya itu di tahan.

'Jika itu di dunia ku dulu, maka bakat anak ini hanyalah sampah.'

"Maafkan aku karena mengecewakan mu."

"Apa!?"

Du Bian Wei berusaha menghindar, namun di belakangnya sudah ada Su Ming, Su Ming menjentikkan jarinya.

"Bahkan semut di dunia lain lebih baik dari ini."

Dengan santai, tinjunya melesat – menghantam wajah Du Bian Wei, waktu seperti berhenti sebelum akhirnya kepala Du Bian Wei pecah.

Orang orang yang hadir malam itu merasakan ketakutan yang luar biasa. Du Bian Wei adalah orang penting, anak pewaris dari keluarga Du, walaupun keluarga Su di kenal sebagai keluarga gila, akan tetapi siapa yang berani menentang?

Otoritas Su Ming sebagai putra keberuntungan membuat orang lain semakin menaruh rasa takut padanya. Langkah berani dengan membunuh Du Bian Wei adalah merupakan sebuah peringatan tidak langsung bahwa keluarga Su pun tak segan segan untuk menghabisi orang yang bermain main dengannya.

"Menurutmu siapa dirimu berani sombong di depanku?"

"Nada mu seperti orang bar bar yang tak di didik oleh keluargamu. Katakan pada kepala keluarga Du, jika ingin tubuh anaknya maka datang padaku langsung."

Pernyataan ini membuat orang tua dari keluarga Du yang mengawal Du Bian Wei bergetar ketakutan, secara tak langsung dia juga gagal bereaksi ketika Du Bian Wei terbunuh.

Su Lan menatap putranya, dia tak lagi tersenyum, hanya tatapan datar.

Orang tua yang seharusnya melindungi Du Bian Wei ketakutan, bahkan jika dia kembali pun ke kediaman keluarga Du maka dia hanya akan mengantarkan nyawanya.

"Kamu tak pergi? Atau aku yang akan mengirim mu?"

Tekanan makin di berikan, orang tua dengan jubah hitamnya menggertakkan giginya. Dia sendiri tau kekuasaan keluarga Su sangatlah besar.

'Keluarga su! Bahkan jika dia menjadi keluarga terbesar nomor 2 di kekaisaran, namun faktanya itu tak benar! Keluarga Su ini mempunyai kekuatan yang bisa melenyapkan kekaisaran dengan 1 leluhurnya!'

Orang tua itu akhirnya dengan rasa enggan meninggalkan tempat itu menangkupkan tinjunya ke arah Su Ming dengan hormat, lalu pergi dari sana dengan cepat.

Bahkan jika keluarga Du datang, memangnya dia masih akan punya kehormatan jika mendatangi keluarga Su?

"Pelayan, bawa tubuh ini di sarang anjing demonic keluarga. Jika dalam rentang waktu 3 minggu kepala keluarga Du tidak datang maka suruh anjing anjing itu memakannya, jangan lupa awetkan."

Setelah mengatakan itu, satu pelayan tua datang dan membersihkannya, orang orang menaruh rasa hormat dan rasa takut yang dalam kepadanya sekarang.

Sesuatu telah tertanam dalam hati masing masing orang di tempat itu yang menyaksikan kematian Du Bian Wei.

Jangan Menentang Putra Keberuntungan Keluarga Su!

Setelah itu acara tetap di lanjutkan. Setelah kembali ke tempat duduknya, Su Ming di tatap ibunya.

Su Yan hanya diam pura pura tak mendengar apa yang akan di ucapkan ibu tuan mudanya.

"Siapa yang mengajarimu begitu sombong?"

Mendengar ucapan ibunya – Su Ming hanya tersenyum sambil menundukkan kepalanya, mau bagaimana pun dia masih takut pada ibunya.

"Ibu kecewa dengan mu, padahal ini hari ulang tahunmu, inikah yang ingin kamu berikan pada ibumu ini? Menjadi angkuh dan sombong? Lalu membunuh?"

Lanjut ibunya dengan nada yang sedikit pelan, tapi terlihat jelas bahwa ibunya kecewa. Su Ming menyadari bahwa ini bukan yang di inginkan ibunya, tapi mau bagaimanapun juga, Ego Su Ming dari awal memang tinggi, dia orang tua yang hidup dengan penuh kebanggan dan keangkuhan dari awal, sejak dia menekuni jalan berpedang dan menganggap pedang adalah segalanya, dia meninggalkan hubungan duniawi.

Hanya saat dia menyadari, dia menjadi yang terkuat, tidak ada yang tersisa. Dia mulai menanyakan apa yang harus dia lakukan selanjutnya?

Dia hanya kehilangan arah hidupnya, dan pada akhirnya dia mengakhiri hidupnya sendiri.

"Maaf ibu."

Setelah mendengar permintaan maaf putranya, dia hanya menatapnya dengan tatapan kecewa, tapi pada akhirnya dia tetaplah seorang ibu.

"Jangan mengulanginya lagi. Kamu boleh menjadi angkuh, tapi jangan berlebihan. Jika tak punya kemampuan jangan menjadi angkuh."

Su Ming mengangguk.

Shi Yao cukup terkejut dengan ini, putra keberuntungan yang penuh keangkuhan menundukkan kepala pada ibunya, dan seolah meringkuk ketakutan. Dia mendapati fakta baru hari ini, bahwa putra keberuntungan ternyata masih punya sifat penurut.

Malam itu acara berakhir dengan pesta besar besaran.

Di dalam kamarnya Su Ming duduk di atas ranjang, dan memikirkan perkataan ibunya.

Saat dia terlahir kembali, kekuatannya adalah pengalaman langsung. Walaupun kultivasinya masih rendah, pengalamannya dalam jalan berpedang adalah hal yang paling berharga sekaligus menyakitkan.

Dia membawa semua kekuatannya yang di masa lalu.

Di masa lalu dia adalah orang tanpa bakat kultivasi. Jadi jalan berpedang hanyalah pengalihannya semata dalam kesedihan, dia di tuntun oleh sahabatnya waktu dulu ketika tak di terima masuk ke dalam sebuah sekte, dan pada akhirnya dia terpaku di jalan berpedang.

Kekuatannya dalam jalan berpedang bukanlah hal yang di dapat dalam kultivasi, tapi dari pengalaman, dan pemahamannya.

Sehingga pemahamannya yang begitu tinggi secara alami membentuk jalannya sendiri, dan membentuk kekuatan tersendiri yang melekat pada jiwanya.

Itulah mengapa dia bisa membawa kekuatannya yang di masa lalu.

"Perjodohan, lalu janjiku dengan Shi Yao."

"Jadwal besok adalah pergi ke kekaisaran, menghadiri acara perjodohan."

"Jujur aku ingin menolak, tapi mengingat ibu dan istri kaisar adalah seorang sahabat, membuatku tidak enak."

Dia akhirnya merebahkan tubuhnya dengan rasa lelah di kasur itu.

"Sigh.... Berbakti kepada orang tua adalah hal yang utama..."