Gadis cantik itu berjalan mengelilingi Padang bunga tulip, di tengah hutan terdapat Padang tulip yang begitu indah dan itu membuat gadis cantik itu selalu menghabiskan sebagian waktunya di tempat ini.
Gadis cantik berambut merah dengan manik matanya yang berwarna abu-abu membuatnya terlihat mempesona.
"Ini sangat indah" ucapnya memandang hamparan bunga tulip yang bermekaran walau matahari cukup terik namun disini terasa sejuk dan menenangkan.
Berbaring di bawah pohon rindang gadis berambut merah itu menatap hasil rangkain bunga tulip yang ia rangkai.
"Pasti paman menyukainya" serunya sembari tersenyum.
Berjalan meninggalkan Padang bunga tulip gadis itu menyusuri hutan yang lebat itu sendirian.
Kreeekkk
Suara ranting pepohonan yang kering membuat gadis berambut merah itu menatap sekitarnya lalu mencoba mencium aroma di sekitarnya.
"Siapa disana?" Tanyanya waspada saat ia mencium aroma lain disekitarnya.
Krekkk
Tatapan abu-abunya menatap sekitar penuh waspada mengambil sepotong kayu yang cukup besar lalu melangkah mendekati asal suara itu.
"Akhhh" rintihan terdengar membuat gadis berambut merah itu berkeringat dingin, ada rasa takut dalam dirinya namun rasa penasaran lebih dominan membuatnya terus melangkah mendekati suara rintihan itu.
Matanya mebelalak kaget saat melihat seekor serigala hitam dengan manik matanya yang berwarna merah.
"Dia terluka" serunya panik langsung berlari mendekat.
"Apa yang harus kulakukan" ujarnya panik, dia tidak mungkin membopong serigala itu, ukurannya sangat besar untuknya yang berbadan kecil.
"Sepertinya kau seorang alpha" serunya saat menyadari bentuk serigala ini yang lebih besar serta aura yang di keluarkanya begitu dominan walau ia dalam keadaan terluka.
"Aku akan segera kembali" ujarnya memberitahu, sembari berlari mencari tumbuh-tumbuhan yang dapat mengobati serigala besar tersebut.
Lain halnya dengan gadis itu sang serigala hanya menatap datar gadis berambut merah itu . Ada tatapan tak biasa di wajah sang serigala.
"Gadis itu tidak memiliki serigala, yang artinya dia lemah" ujar sosok dalam diri serigala itu.
"Apa kau mendengarku?" Tanya gadis itu.
"Aku akan mengobati mu, bisakah kamu berubah bentuk menjadi manusia" tanyanya lagi , ia tidak bisa memberikan obat herbal jika sang serigala tidak berubah menjadi manusia kembali.
Tampa mengatakan apa-apa serigala itu berubah menjadi manusia, mata gadis berambut merah membulat saat menyadari seseorang didepannya adalah matenya, pasangan hidupnya.
Wajah yang tampan dengan rahang yang tegas, mata merah yang begitu terlihat kelam serta rambut hitam yang terlihat acak-acakan itu membuat pesona sang serigala alpha tak bisa di hiraukan.
"Maaf aku akan mengobati mu" ucapnya permisi sembari mengoleskan obat di bagian tubuh yang terluka.
Walau gugup gadis itu melakukan pekerjaannya dengan baik wajah lembutnya membuat pria di depannya terus menatapnya.
"Siapa namamu?" Tanya pria itu datar, auranya yang penuh dominan membuat gadis itu menundukkan kepalanya
"Amalthea putri Albert" jawabnya sembari mengangkat kepalanya untuk menatap pria yang ia ketahui adalah matenya.
" Mate " cetus Amalthea tiba-tiba membuat wajah pria itu menjadi semakin gelap.
"Jangan pernah mengatakan hal ini pada siapapun" perintahnya datar sembari berdiri.
"Kenapa?" Tanya Amalthea bingung.
"Aku akan mengatakannya pada saat yang tepat" perkataan pria itu membuat Amalthea menghembuskan nafas lega, setidaknya pikiran negatifnya tidaklah terjadi.
"Hmm baiklah" ucapnya lembut menatap pria di depannya yang terlihat sangat tampan. Ia merasa beruntung bisa menemukan matenya di umurnya yang sudah delapan belas tahun.
"Mate bolehkan aku mengetahui namamu?" Tanyanya lagi, mendengar pertanyaan itu tatapan manik merah itu menatap Amalthea datar, tidak ada tatapan lembut untuk gadis didepannya baginya gadis didepannya tidak pantas menjadi pasangannya.
"Dominik" jawabnya singkat
Mendengar itu senyum Amalthea terbit baginya sudah cukup untuk mengetahui nama dari pasangannya, nanti ia yakin mereka akan menghabiskan waktu lebih banyak untuk saling mengenal.
"Aku harus pergi" ujar dominik berubah menjadi serigala berlari meninggalkan Amalthea.
"Sampai ketemu lagi domi" Amalthea menatap kepergian dominik, sebelum ia juga melangkah meninggalkan hutan kembali ke blackmoon pack.
Mengambil rangkaian bunga tulip yang tadi ia letakan di atas rerumputan.
Bersenandung kecil menikmati perjalanannya untuk kembali ke rumahnya.
"Hari ini begitu cerah" ujarnya menatap ke arah langit sore yang tampak masih cerah.