WebNovelAMALTHEA25.00%

Dominik Edward

Langkah kakinya bergemah diseluruh penjuru istana, auranya yang begitu dominan membuatnya sangat di takuti. Tatapan matanya yang tajam seperti mengintai siapa saja yang mencoba menggangunya.

"Tuan anda terluka" ujar seorang maid yang langsung mendapat tatapan tajam dari sang tuan.

"Menjauh dariku" perintahnya dingin, membuat maid itu bergetar ketakutan sembari berjalan menjauh dari sang tuan.

"Son kau sudah kembali" tanya seorang pria yang tampak masih begitu gagah dengan pakaian kebesarannya.

"Hmm"

Melihat ekspresi putranya yang tampak tidak baik membuat pria itu mengernyit bingung.

"Dominik, Apa yang terjadi? Kau terluka?" Mendengar rentetan pertanyaan yang di berikan ayahnya membuat dominik mendengus kesal.

Mengingat pertemuannya dengan sang mate membuatnya semakin kesal, ternyata matenya bukanlah gadis yang hebat seperti bayangannya. Hanya manusia membosankan yang begitu lemah.

Walau dominik dapat mencium aroma serigala dalam diri Amalthea, tapi seperti yang ia tahu Amalthea tidak bisa merubah dirinya menjadi serigala.

Sebagai penerus Kerajaan werewolf ia membutuhkan pasangan yang sama hebatnya dengan dirinya dan itu bukan Amalthea.

"Hanya luka kecil" jawabnya datar, tatapan manik merahnya sedang memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi kedepannya.

"Ah sepertinya kau bertemu seseorang" goda sang ayah, yang dapat mencium aroma serigala betina tertinggal di tubuh sang putra.

"Hanya seekor serigala kecil yang lemah" balas dominik sembari berjalan meninggalkan sang ayah, yaitu alpha king Damian.

"Ckck anak itu selalu meremehkan orang lain" ujar alpha Damian.

Dominik memasuki kamarnya lalu melepas semua kain yang melekat pada tubuhnya yang atletis. Melangkah ke arah kamar mandi, dominik terdiam mengingat pertemuannya dengan Amalthea air yang mengalir tak membuat sang pewaris tahta itu merasa ketenangan.

"Sial, kenapa harus dia" geramnya tak terima.

Bagi dominik yang hidupnya penuh dengan kesempurnaan, kecacatan sekecil apapun tidak ia terima dalam hidupnya begitupun kehadiran Amalthea yang adalah kecacatan besar bagi dirinya.

"Ah aromanya sungguh memabukkan"

Betapa dominik begitu berusaha keras untuk tak hilang kendali saat Amalthea mendekatinya, aromanya yang memabukkan itu mampu menghipnotisnya.

"Ikatan brengsek" makinya saat menyadari dirinya terangsang hanya karna aroma dari tubuh Amalthea.

Dominik memutuskan untuk menyudahi mandinya, berjalan keluar kamar mandi dengan handuk yang melilit pinggangnya mengekspos dadanya yang di penuhi otot-otot kekar.

Tok tok tok....

"Tuan, saya Bastian ingin melapor" ujar Bastian sang tangan kanannya.

"Ada apa?" Tanyanya saat melihat Bastian yang memasuki kamarnya.

"Alpha Damian menyuruh saya menyampaikan kepada tuan untuk mengikuti rapat di blackmoon pack" jelasnya sembari menundukkan kepalanya merasa tertekan dengan aura kuat yang tuannya keluarkan.

"Kapan itu?" Tanyanya.

"Dua hari lagi tuan" jawab Bastian.

"Siapkan semuanya" perintahnya membuat Bastian menganggukan kepalanya mengerti lalu berjalan meninggalkan kamar sang tuan.

Seringai berbahaya terbit di bibir tipisnya, menatap pemandangan di luar jendela yang di penuhi pepohonan lebat.

"Kita akan bertemu lagi mate" suaranya yang berat sarat akan makna.

Dominik melepas jubah sutra yang melekat pada tubuhnya, meninggalkan celana sutra putih melekat pada tubuh bagian bawahnya.

Terlihat seksi namun juga berhaya untuk di sentuh.

Dengan gugup Amalthea melangkah melewati lapangan berlatih warrior pack, di sana terlihat banyak warrior yang sedang berlatih, entah itu memanah atau berpedang.

Amalthea mempercepat langkahnya saat melihat seorang gadis bermanik hijau sedang berlatih memanah.

"Belle" panggil Amalthea saat jaraknya dengan Anabelle tidak terlalu jauh.

Melihat kedatangan Amalthea membuat Anabelle tersenyum menyambutnya hubungan keduanya cukup dekat walau terkadang sifat Anabelle yang ingin selalu menang membuat Amalthea harus selalu bersabar menghadapinya.

"Thea, aku sudah menunggumu sedari tadi" balasnya kesal sambil menaruh busur panah ke atas mejanya lalu menduduki kursi.

"Hmm, aku baru kembali dari hutan" jawabnya dengan ekspresi tak enak hati.

"Sepertinya hutan dan dirimu tidak pernah bisa terpisahkan yah" ujar Belle penuh ejekan, yang membuat Amalthea tersenyum tipis.

"Yah seperti yang kamu tahu" balasnya acuh.

Anabelle menatap penampilan Amalthea yang tampak sederhana dengan gaun birunya yang terlihat pas di tubuhnya.

"Dia selalu cantik dengan pakaian apapun" ucapnya dalam hati kesal saat melihat penampilan Amalthea yang selalu terlihat cantik.

"Ah tapi secantik apapun dia jika dia tidak bisa berubah menjadi serigala, dia hanyalah pecundang di mata semua orang" balasnya dalam hati saat memikirkan Amalthea yang sampai sekarang tidak dapat mengubah dirinya menjadi serigala.

"Ada apa kamu memanggilku?" Tanya Amalthea saat melihat Anabelle menatap dirinya namun tidak mengatakan apapun.

"Aku ingin mengatakan bahwa dua hari lagi akan ada pertemuan antara para alpha dan ku dengar penerus tahta kerajaan wolf akan datang" jelasnya. Amalthea masih menatap Anabelle dengan bingung karna ia merasa hal itu tidak ada urusan dengannya.

Melihat tatapan Amalthea yang bingung membuat Anabelle memutar matanya malas.

"Kamu harus mendandaniku dengan cantik, itu tugas mu okey" perintah Anabelle.

Mendengar perkataan penuh perintah itu membuat Amalthea menghembuskan nafasnya sabar sifat Anabelle yang suka memerintah dan tidak mau kalah kadang kalah membuatnya kesal.

"Baiklah, apa ada lagi"

Anabelle yang duduk dengan santai sembari menikmati teh serta cemilan yang di siapkan pelayannya kembali menatap lapangan yang luas didepannya sebelum ia berdiri berhadapan dengan Amalthea.

"Aku ingin kamu memetik bunga untukku, aku ingin memberikannya kepada calon alpha king" ucapnya menepuk pundak Amalthea lalu berjalan meninggalkan Amalthea Tampa mau menunggu jawabannya.

"Ahh, ia selalu seperti itu tidak mau kalah" Amalthea masih berdiri memandang punggung Anabelle yang semakin menjauh. Saat akan melangkah meninggalkan lapangan latihan matanya menatap busur panah yang tadi di gunakan oleh Anabelle saat berlatih masih di atas meja .

"Sepertinya ia lupa membawanya kembali" ujarnya sembari mengambil busur panah itu menatapnya lama lalu Tampa aba-aba ia melepaskan satu anak panah ke arah papan yang berdiri cukup jauh darinya.

"Hmm,, cukup bagus" tersenyum saat melihat anak panah itu tepat mengenai sasaran. Lalu melangkah meninggalkan lapangan latihan berjalan dengan santai walau banyak pasang mata yang menatapnya ia tidak perduli.

"Mereka selalu seperti ini" ujarnya dalam hati menatap lurus kedepan. Mungkin bagi mereka dia adalah manusia serigala yang cacat karna tidak bisa berubah dalam bentuk serigala tapi yang mereka tidak tahu bahwa dirinya sudah mengembangkan kemampuan lain yang tidak ingin ia tunjukan karna jika Anabelle tahu tentang kemampuannya yang lain mungkin saja ia akan menjadikan dirinya sebagai saingannya.

Padahal Anabelle memiliki hidup yang baik semuanya ia punya termasuk bentuk serigalanya yang terlihat cantik sekaligus kuat. Anabelle adalah salah satu yang memiliki serigala yang bisa bertarung dan sepertinya memang benar bahwa sepupunya itu suatu saat akan menjadi seorang Luna pasangan seorang alpha.

di bandingkan dengan dirinya yang hanya seorang manusia Tampa wujud serigalanya jika saja dia bukan ponakan dari alpha Derrick mungkin saja ia hanya akan berakhir menjadi omega di dalam pack ini.