WebNovelAMALTHEA91.67%

Mark

Tatapannya yang tajam menembus gelapnya malam, manik merah itu mengintai memperhatikan bagaiman para warrior yang bersamanya mencabik, mengigit serta mencakar para Rouge yang memberontak. Tadi setelah mereka sampai di pack redmoon, dominik langsung bergegas menuju ke arah timur perbatasan dimana disana terdapat pemberontakan.

Suara jeritan menghiasi malam yang begitu terasa mencekam, dominik tersenyum menyeringai penuh kemenangan.

"Pemburuan yang sangat menyenangkan" dia menarik keluar jantung dari seekor serigala yang tadi mencoba menyerangnya.

Dominik begitu gila, dia berlari mengejar para Rouge yang tersisa, dalam bentuk serigala hitam bermata merah ia terlihat begitu menakutkan dalam gelapnya malam.

"Ini sangat menyenangkan" ujar Mark sisi wolf dominik.

"Bunuh mereka, jangan biarkan mereka bebas" perintahnya menatap pada para warrior dan Sebastian yang berada dalam bentuk serigala .

Para warrior dan Sebastian bergegas berpencar untuk memburu para Rouge yang tadi sempat melarikan diri, sedangkan Mark menatap dengan penuh kegilaan yang begitu besar.

Manik merahnya menatap pada bulan yang bersinar begitu terang, sepertinya bulan pun merestui pemburuan kali ini.

Grrrrr.

Mark menatap tajam pada sepuluh Rouge yang berdiri didepannya.

"Mereka menjebak kita" mindlink dominik

Terkekeh geli "hahaha, cukup berani untuk seekor serigala liar" remeh Mark membalas midlink dari dominik.

Grrrr semua serigala liar itu mengelilingi Mark bersiap untuk mengepung secara bersamaan, serigala-serigala liar itu menggeram menatap Mark yang terlihat tersenyum seperti orang gila.

"Besar juga nyalimu" ujar Mark suaranya terdengar serak penuh peringatan menatap Rouge didepannya.

Rouge didepannya itu menerjang Mark yang berdiri menatap tajam kearah serigala liar itu. Dengan mudahnya Mark menendang Rouge berwarna coklat tua hingga terlempar menabrak pohon besar.

Grrrr Geraman sang pewaris membuat para Rouge yang mengerumuninya bergetar ketakutan, ditatapnya kesebilan serigala didepannya lalu berdecak sebelum melompat, mencakar serta mengigit semua serigala liar itu dan terakhir ia melepas kepala salah satu Rouge itu dengan mengigitnya hingga terlepas.

Auuuuu

Mark menggaung penuh kemenangan menik merahnya menatap puas kearah sekelilingnya yang dipenuhi mayat para Rouge, seluruh tubuhnya bermandikan darah dari para musuhnya membuatnya terlihat sangat mengerikan.

"Kembalilah" perintah Mark

Sebastian dan para warrior berkumpul kembali saat mendengar mindlink dari sang calon pewaris, Sebastian memimpin kawanan lalu bersimpuh didepan sang pewaris.

Tatapan para warrior dan Sebastian menatap ngeri pada tubuh serigala yang tercabik-cabik dan hancur, sungguh mengerikan sekali sang pewaris tahta ini.

Sekarang mereka semakin yakin bahwa sisi wolf dari sang pewaris begitu mengerikan, serigala besar didepan mereka adalah Mark sisi wolf dari dominik, yang begitu kuat dan kejam seperti sisi manusianya dominik.

"Pangeran" ujar semuanya saat sudah berubah menjadi manusia mereka menunduk hormat pada Mark yang menyeringai arogan.

"Hmm" Mark masih dalam wujud serigalanya, serigala besar itu menghirup aroma darah yang menguar ditempat itu.

"Pemburuan telah selesai, kita akan kembali ke pack house" suara yang terdengar serak itu memberi perintah, kepalanya menatap ke arah bulan sebelum berlari menyusuri hutan menuju ke arah pack house yang diikuti oleh Sebastian dan para warrior dalam wujud serigala.

Malam telah larut, Mark dan para warrior sampai ke pack house disambut oleh alpha king. Serigala hitam itu menatap sang alpha sebelum menundukkan kepalanya sedikit lalu iapun berubah menjadi manusia walau dominik belum mengambil alih tubuhnya.

"Selamat datang mark, dan selamat datang para warriorku yang hebat" alpha king menyapa semua yang berdiri didepannya.

"Kami sudah menyelesaikan semuanya" lapor Mark, jubah hitam membungkus tubuh telanjang Mark.

Alpha king mendekati Mark lalu menepuk pundaknya lembut.

"Itu kabar bagus, kalian bisa kembali ke kamar kalian dan beristirahat lah" ujar alpha king sebelum berjalan meninggalkan ruangan pertemuan pack.

"Tuan" panggil Sebastian menatap Mark, kadang banyak orang kesulitan untuk membedakan dimana saat sisi wolf mengambil alih rubuh dan dimana saat dominik yang mengambil alih tubuh, dan Sebastian dengan mudah bisa mengetahuinya dari warna mata keduanya jika dominik memiliki manik warna mata berwarna merah gelap maka Mark memiliki manik mata merah terang.

Mark mengangkat alisnya menunggu laporan sang calon Beta.

"Kami sudah menyusuri tempat yang digunakan para Rouge untuk bersembunyi, ada beberapa hal yang kami temukan disana namun kami tidak tahu pasti itu apa" jelas Sebastian menatap Mark yang duduk dengan tenang, Sebastian memberikan sebuah buku kuno keatas meja.

Dahi Mark mengkerut saat melihat buku didepannya tangannya memegang buku itu lalu membukanya, buku itu terlihat sangat usang dan bukan hanya itu saja tapi tulisan serta gambar yang ada didalamnya adalah tulisan yang tidak Mark mengerti.

"Apa kau tahu artinya?" Tanya Mark pada dominik yang juga memperhatikan buku itu.

"Tidak" balas dominik datar, keduanya masih menatap buku didepannya dengan pandangan datar namun Sebastian tahu bahwa tuannya sedang mencoba memecahkan misteri yang ada.

"Jadi apa yang kau ketahui" tanya Mark

Sebastian mencoba memikirkan jawaban yang akan ia berikan, ada keraguan tentang apa yang sedari tadi ia pikirkan, apalagi memikirkan tentang hal apa yang ia temukan saat menghancurkan sarang para Rouge.

" Tuan, sepertinya ada yang aneh dengan penyerangan yang selalu terjadi seperti mereka sedang mengecoh kita dan sepertinya mereka merencanakan sesuatu yang besar tentang ini dan berkaitan dengan buku yang anda pegang saat ini. Saya melihat disana ada tempat persembahan dan juga ada peti mati kosong yang saya tidak tahu siapa pemiliknya namun dari auranya dia adalah pengguna sihir hitam dan kalau betul berarti mereka menginginkan kebangkitan orang yang berada dipeti kosong itu" jelasnya memberitahu apa yang ia pikirkan dan apa yang ia lihat di sarang Rouge itu.

"Lalu pertanyaannya siapa yang ingin mereka bangkitkan?" Pertanyaan Mark membuat Sebastian terdiam, mencoba mencari tahu namun ia tidak menemukan jawabannya karena mereka semua tahu bahwa pengguna sihir hitam sudah punah akibat adanya pemburuan pada siapapun yang menggunakan sihir hitam sehingga pengguna sihir hitam telah musnah.

Melihat keterdiaman Sebastian membuat Mark menghela nafas panjang sepertinya ini sudah begitu malam untuk mereka berdua membahas hal seperti ini.

"Lanjutkan penyelidikan, cari apapun tentang sihir hitam, dan juga Carikan seseorang yang bisa membaca buku kuno ini" perintah Mark yang di angguki oleh Sebastian.

Mark membiarkan Sebastian untuk meninggalkannya sendirian, kakinya melangkah meninggalkan ruangan pertemuan menuju ke kamarnya.

Dominik yang berada didalam hanya menyimak pembicaraan keduanya tatapan tajam memikirkan segala kemukinan.

"Sekarang semakin banyak alasan ku untuk menolaknya sebagai mateku" ujar dominik dingin yang langsung membuat wajah Mark menggelap tak terima namun tak bisa membantah.

"Jangan menyangkalnya Mark, ia benar-benar tidak mampu untuk menjadi Luna untuk kita" sekali lagi dominik berseru didalam kepalanya membuat Mark memijit pelipisnya.

"Diamlah"

Mark memasuki kamarnya menghempaskan tubuhnya ke kasurnya sembari menghela nafas memikirkan matenya, apa yang harus ia lakukan sekarang, ia sangat menyukai matenya walau ia kejam namun jika soal mate ia akan berubah menjadi serigala yang lembut namun sayangnya sisi manusianya tidak menyukai matenya yang lemah dan hal itu membuatnya frustasi.