Chapter 8

Selesai sarapan pagi, Joyce pun pamit pada orang tuanya untuk ke kampus. Begitu juga dengan Fiona yang menuju kantor. Tapi Fiona bukan ke kantor, melainkan mengikuti adiknya. Karena dia tahu kalau adiknya pasti akan menyampaikan hal ini pada Joe.

"Joe, aku mau ngasih tahu kalau hari ini kakak akan menerima lamaran dari keluarga Kusumaatmadja." lapor Joyce pada Joe

"Masa sih? Bukannya status kita pacaran ya? Kenapa kok bisa dia nerima lamaran dari keluarga Kusumaatmadja sih? Kurang ajar dia. Berani mengkhianati aku!" kesal Joe sambil mengepalkan tangannya.

"Maka dari itu, kamu harus bertindak dong. Masa kamu mau aja dibodohi? Tapi menurut aku ya, kakak udah berubah banyak. Dia yang gak pernah menamparku, sekarang jadi berani angkat tangan. Bahkan papa dan mama gak belain aku!" tangis Joyce.

"Udah! Udah! Nanti aku akan menyuruhnya berlutut minta maaf sama kamu. Gimana?" tanya Joe sambil mencubit halus dagu Joyce.

"Mau banget. Saat itu dia akan tahu kehebatanku. Hahaha!" tawa keras Joyce yang tidak menyangka kalau Fiona berada di belakang meja sedang mendengar rencana mereka.

Setelah melihat 2 pasangan zina itu pergi, Fiona pun kembali mengikuti mereka sampai ke sebuah losmen dan merekam mereka yang tengah berhubungan. Setelah itu Fiona kembali ke rumah yang sudah ditungguin oleh Pak Agus dan Dave. Fiona pun menyapa mereka dan Pak Toro menyuruh anaknya untuk membawa Dave berkeliling. Fiona pun menuruti.

"Udah lama tidak mendengar kabar darimu. Sempat ada rumor yang mengatakan kalau kamu sudah punya pacar. Apa itu benar?" tanya Dave dengan terus terang.

"Jika itu benar, aku tidak akan menemanimu berkeliling dan mengajakmu makan siang bersama." jawab Fiona seadanya yang membuat Dave tertegun sebentar.

"Jadi.....semua itu tidak benar?" tanya Dave memastikan.

"Menurutmu?" tanya Fiona lagi.

Sebelum Dave sempat menjawab, tiba-tiba ponsel Fiona bunyi dari Pak Toro dengan nada marah menyuruh mereka untuk segera kembali ke rumah. Fiona menyadari ada yang tidak beres, kemudia dia menyadari kalau itu adalah ulah 2 pasangan zina itu.

"Pa, Ma. Ada apa?" tanya Fiona.

"Nak, jujur pada paman. Apakah kamu sedang menjalin hubungan dengan nak Joe?" tanya paman Agus.

"Paman, tentu saja itu tidak benar. Lelaki yang kucintai dari kecil adalah Dave. Bukannya Joe." jawab Fiona sambil duduk disamping Pak Agus.

"Tapi, Fiona. Kamu rela ninggalin aku hanya untuk Dave?" tanya Joe.

"Iya, Kak. Apa Kakak gak kasihan ama Joe yang rela berbuat apa saja untuk kakak?" tanya Joyce.

"Joyce, apa tamparan tadi pagi masih tidak menyadarkanmu? Apa masih harus aku berikan tamparan yang kedua kali?" tanya Fiona dengan mata penuh amarah.

"Fiona, jangan bully adikmu. Dia itu adik kandungmu. Ayo cepat minta maaf sama dia!" pinta Joe.

"Baik! Aku akan minta maaf pada adikku! Plak! Itu permintaan maafku. Ini peringatan kedua untukmu. Jika kamu masih seperti ini, maka tidak segan-segan bagiku untuk membongkar semua kebusukanmu pada papa dan mama!" peringat Fiona yang membuat orang di ruang tamu itu kaget setengah mati.

"Jangan hanya berani mengancam! Memangnya aku ada kebusukan apa?" tantang Joyce yang merasa kalau kakaknya ini tidak tahu apa-apa.

"Dasar tidak tahu malu!" maki Fiona yang langsung menghubungkan hp dengan smart tv dan tampaklah 2 pasangan zina itu sedang berhubungan badan.