126

"Pak, silakan k ruang administrasi untuk tindakan selanjutnya!" Perawat muncul tak lama setelah Tika masuk ke dalam ruang UGD.

"Apa benar harus lahir prematur, Suster?" tanya Rengga lemah. Dia mengusap sebelah wajahnya dengan tangan kanan. Sepertinya Tika lebih lemah dibandingkan yang terlihat.

"Tampaknya begitu, Pak, kondisi janin juga lebih lemah dibandingkan seharusnya. Jadi, kami harus melakukan operasi yang tidak akan membahayakan ibu dan janinnya." Suster tersenyum pada Rengga.

Dan dia hanya bisa mengangguk pelan karena hal tersebut. Dia berjalan dengan langkah gontai ke arah lobi rumah sakit tempat administrasi apapun diurus. Saat itulah Rengga melihat Saba melintas. Di tangannya ada kantong plasik bening berisi waddah makanan.

"Kenapa dia di sini?"