Di Mana Ada Kehidupan, Di Sana Ada Kayu Bakar!

Penatua kedua belum minum seteguk air pun sejak tadi malam. Dia sangat lapar dan haus.

Saat Huanhuan mengeluarkan roti daging, pandangan penatua kedua tertuju pada roti daging di tangannya. Dia meneteskan air liur.

Huanhuan segera menyembunyikan roti daging di dalam pelukannya. "Kamu lihat apa? Ini sarapan keluargaku. Itu tidak ada hubungannya denganmu!"

Dia tegas menolak semua yang mencoba mendapatkan makanan secara gratis!

Penatua kedua berusaha mengalihkan pandangan dari roti daging dan berkata lemah, "Saya pergi menemui penatua pertama kemarin. Agar saya patuh, dia menyuruh saya minum pil lagi."

"Pil apa?"

"Pil apa lagi kalau bukan yang berisi telur cacing boneka!"

Huanhuan sangat terkejut. "Cacing boneka itu jarang sekali. Demi mengontrolmu, dia benar-benar mengeluarkan cacing boneka lagi. Dia sungguh murah hati!"

Penatua kedua menatapnya dengan tatapan menyedihkan.

Apakah dia, penatua kedua yang terhormat, tidak sepadan dengan sebuah cacing?!