Segalanya mulai stabil, dan Bai Qingqing akhirnya merasa kedinginan. Dia menggali batu api dari tumpukan rumput.
"Ular kecil, bantu aku menyalakan api. Aku sedikit kedinginan." Bai Qingqing mengecilkan tubuhnya, dan suaranya bergetar kecil.
Ular kecil itu memegang batu-batu dan menumbuknya dengan keras, membelahnya menjadi dua. Kemudian dia mengambilnya dan ingin melanjutkan.
Bibir Bai Qingqing berkedut. Dia melihat tindakan ular kecil itu, tapi sudah terlambat untuk menghentikannya.
Jika ini terus berlanjut, batu api akan terbuang sia-sia.
Namun, pada suara ketukan berikutnya, serangkaian bunga api keluar dari batu-batu itu. Mereka mendarat di tumpukan rumput, dan asap mengepul naik.
Bai Qingqing membuka mulutnya lebar. "Ini pertama kalinya kamu menyalakan api, kan? Kamu belajar sangat cepat."
Ular kecil itu tersenyum malu-malu kepadanya, menundukkan kepalanya untuk melindungi kepulan asap itu.
"Ini ada dalam warisanku," jawab ular kecil itu.