Ren Li mendengarkan keluhan mereka dari samping, bibir merahnya yang lembut terangkat ke atas, namun tak ada yang tahu ada sindiran tersembunyi di balik kacamata hitamnya.
Jangan khawatir, dia akan segera tiba.
Pintu lift terbuka, dan Ren Li mendorong kacamata hitamnya ke atas lagi, saat aroma wangi memancar darinya, bibir merah menyala dan lekuk tubuh yang indah memancarkan pesona wanita dewasa—bukan sesuatu yang mudah dimiliki oleh gadis muda.
"Kamu lihat apa?" ibu Wu mencubit lengan ayah Wu dengan keras, "Kamu sudah cukup tua untuk menjadi kakeknya, dan kamu masih melihat wanita lain."
"Apa yang kamu bicarakan?" ayah Wu menghindar dari tangan ibu Wu, "Saya hanya merasa bahwa wanita itu terlihat agak familiar."
"Familiar?" suara ibu Wu menjadi tajam dan menusuk.
"Apakah dia mantan kekasihmu? Pria tua tidak tahu malu, sementara nyawa cucumu tergantung di ujung tanduk, di sini kamu bertemu mantan kekasih."
"Kamu benar-benar tidak masuk akal."