"Apakah kamu sedang berbicara dalam hati?" Suara dalam yang tenang itu bertanya saat ia memeluknya dengan erat.
Alicia tidak bisa memproses apapun di kepalanya saat itu karena rasa sakit yang tiba-tiba muncul seolah-olah memeras hatinya.
Dalam beberapa detik, rasa sakit itu hilang, dan dia mulai menyadari posisi yang ia tempati, di hadapan banyak mata yang mengawasi.
Ia menatap ke atas pada pemuda yang menangkapnya, lengannya yang kuat melilitnya dengan aman.
Dia tinggi, rambutnya hitam pekat dan tersisir sempurna, mengisyaratkan semangat pemberontak di balik penampilannya yang terpoles. Sehelai rambut jatuh di dahi, semakin menonjolkan daya tarik magnetisnya.
Setelan biru tengah malamnya sempurna melengkapi pakaian dia sendiri, dan matanya yang biru, seperti matanya, tampak menyimpan kedalaman emosi yang sulit diartikan.