Suara tangisan menusuk malam yang damai di taman. Jantungku berdebar saat aku menatap Ivan, kaki ku masih melilitnya dari pelukan mesra kami. Perlahan, dia menurunkanku ke tanah, mata kami terkunci dalam kejutan bersama.
"Apa itu?" tanya ku pada Ivan.
"Ada sesuatu yang tidak bisa diabaikan." Ivan memberitahuku.
Tanpa kata, kami berpaling ke arah sumber tangisan. Suara itu seperti anak-anak, penuh ketakutan dan keputusasaan. Dan saat suara itu mencapai telinga ku, suatu kesadaran mengerikan menyelimutiku – suara itu persis seperti keponakan perempuan ku.
Isabelle! pikirku dalam diri sendiri saat panik membanjiri ku dan tanpa berpikir aku berlari menuju sumber tangisan itu, Ivan mengikuti di belakangku. Taman itu tampak memanjang selamanya, bayangan semakin panjang dengan setiap berlalunya waktu. Pikiran ku berpacu dengan sejuta pertanyaan – apakah keponakan perempuan ku dalam bahaya? Bagaimana bisa dia ada di taman, ketika seharusnya dia berada di kamarnya tidur?