"Ha! Lihat dia, berlagak seperti orang penting, didampingi seluruh timnya. Apakah dia menyewa beberapa gigolo untuk pamer?" Wanita itu mencibir, matanya menyempit karena iri saat melihat Leo, Luke, Dave, dan Xavier.
Karena fokus pada latihan balapannya sendiri, dia tidak sempat belajar siapa Dave atau Xavier.
Tidak familiar dengan dunia politik atau industri hiburan, dia mengira kedua pria itu—yang sering muncul di TV—hanyalah bagian dari rombongan Hera, memperlakukan mereka tidak lebih dari pendamping sewaan Hera.
Mendengar komentar wanita itu, Danny, yang berjalan di samping Hera dan yang lainnya, nyaris tersedak ludahnya sendiri.
Dia melirik wajah Menteri Muda itu—seseorang yang sering muncul di wawancara internasional—dan tidak bisa memutuskan apakah harus tertawa atas absurditasnya atau merasa malu untuk wanita itu.
Saran bahwa dia semacam gigolo sangat konyol, Danny terjebak canggung antara kegembiraan dan ketidaknyamanan.