Pria yang melihat berpencar nya kakak beradik Zhang ialah pria itu.
Mereka secara serempak berhenti di lantai yang sama, namun berbeda lift. Seperti di awal kisah, saat pria itu berani ingin memaki Presdir rumah sakit ini, tidak lain karena rumah sakit ini ialah milik keluarganya.
Tentu saja pria itu telah puas menembaki kata kata kotor dan keji nya kepada Presdir itu.
Saat melihat perlakuan Zhang laki laki terhadap wanita yang memeluknya saat lift mati itu dia hanya bergumam
"Ternyata itu adiknya"
Tentu saja dia sudah tau tentang mereka, karena beberapa menit setelah dirinya keluar dengan selamat dari insiden itu, ia langsung menelpon orang kepercayaannya untuk menyelidiki siapa wanita itu secara menyeluruh.
Setelah insiden itu dirinya bahkan bukan menetap di ruang perawatan rumah sakit ini. Dia membawa little lion bersamanya ke ruang pribadi kerjanya. Little lion saat itu sangat terlelap dan berjaga saat putranya bangun nanti bisa diajak untuk menutupi kejadian itu dari seluruh personel yang ada dirumah.
Little lion meminta satu syarat untuk itu.
"Katakan, apa yang kamu mau? Tanda tangan Ronaldo? Messi? Menonton pertandingan langsung? Membeli ikon figur keluaran baru? Berlibur ke Swiss yang tertunda? Playstation versi terbaru?, apapun itu akan terkabulkan" seru pria itu dengan suara layaknya tim pemasaran handal saat menawarkan sebuah produk.
"Papa yakin apapun itu terkabulkan?" Lanjut little lion memastikan, dan dibalas dengan anggukan yang sangat yakin dari pria itu.
"Baiklah, ini sangat sederhana, namun sedikit sulit untuk papa.." berhenti untuk menimbang apakah dirinya harus meminta itu kepada papa nya? Apakah itu akan kejam?. Batin little lion yang merasa tak enak dengan permintaan yang akan ia sampaikan kepada pria yang berlutut dihadapannya.
"Aku meminta papa untuk mengantar dan menjemput kami dari sekolah" belum selesai dengan perkataan nya, langsung dipotong oleh pria itu.
"Tentu, itu mudah. Baiklah ayo kita pulang" seru pria itu.
"Tunggu papa, aku belum selesai. Aku meminta itu dilakukan selama satu bulan penuh, dan jika papa membatalkannya satu kali saja, maka perhitungan harinya kembali menjadi satu." Diam sejenak lalu ia meneruskan untuk menjelaskan
"Aku bukan ingin menggangu waktu bekerja papa, hanya saja. Aku ingin teman temanku melihat bahwa kami memiliki papa yang peduli. Papa tau sendiri, sore tadi kita ke rumah sakit karena aku memukul temanku. Itu karena dia berkata buruk padaku dan angel. Angel menangis, jadi aku memarahinya, kemudian dia memukul ku terlebih dahulu dan karena aku seorang pria tentu saja aku tidak menyerah. Salah nya karena memiliki tubuh gemuk namun sangat lemah sehingga ia kalah dari ku yang lebih kecil darinya. Papa, ini juga akan menyembuhkan angel, karena ia selalu nangis merengek padaku kenapa papa tidak pernah ada waktu untuk mengantar atau menjemput kami dari sekolah. Tapi aku sadar, tau apa wanita tentang kesibukan pria, terlebih pria itu merupakan orang tua tunggal. Aku memahami mu papa.." penjelasan yang panjang namun dikalimat akhir berhasil membuat pria itu merasa hangat, haru, lucu, bangga, dan bersalah.
Jika di ingatnya, ia memang tidak pernah ikut andil tentang hidup putra putrinya. Padahal, mereka hanya memiliki dirinya sendiri sebagai orang tua. Apakah ia sebegitu egois dan apatisnya sebagai seorang ayah?. Batinnya
Dengan senang hati dan yakin, pria itu menyetujui permintaan putranya. Little lion puas dengan jawaban papa nya, ia sampai melompat lompat sangking kegirangan
"Dengan satu syarat juga dari papa, bagaimana jika bibimu suatu saat mengetahui insiden ini? Kamu tau kan, dia sangat bermulut besar dan berasap.." Ucap pria itu, little lion yang mendengar itu tertawa terbahak bahak.
Ternyata papa juga membenci mulut besar bibi. Papa dan angel sangat mirip. Hahaha
"Tenang papa, aku akan mengelaknya dan kita punya Angel untuk memadamkan api yang berkobar itu"
Dengan begitu, kesepakatan untuk menyimpan rahasia selesai.
Mereka kembali ke rumah saat seluruh penghuni rumah telah terlelap.
Keesokan paginya tentu saja ibunya melontarkan banyak pertanyaan. Dan masih bisa ia elakkan. Setelah selesai menyantap sarapannya, pria itu segera menyampaikan sesuatu yang membuat semua yang sedang menyantap sarapan terkejut kecuali little lion.
"aku yang akan mengantar mereka sekolah. Ah, dan menjemput juga." Jeda sebentar
"Selama satu bulan penuh" tutupnya. Pria itu kemudian melihat ibu dan adiknya seperti ingin mengucapkan
'apa ada masalah? Apa ada sesuatu? Apa yang terjadi? Kamu sekarat?' dari raut wajah mereka dan sebelum itu keluar ia langsung memberi penjelasan.
"Aku kalah taruhan dari little lion, kami menonton pertandingan kemarin, dan aku kalah dalam menebak score, hasilnya, ia memberi permintaan, dan terjadi lah.." semua berseru O terkecuali little Angel.
"Karena taruhan? Jadi papa hanya akan mengantar saat kalah saja? Artinya itu bukan kemauan papa. Little lion, jangan bebani papa untuk hal merepotkan itu"
Tidak ada yang menduga little angel akan mengeluarkan kalimat itu, kecuali pria itu.
Semua yang berada di meja makan merasa sedih mendengar itu. Termasuk pekerja rumah yang sedang beraktivitas disekitar mereka.
Tidak ada yang bersuara maupun melanjutkan makanan, kecuali little angel yang tetap menyantap sarapan nya.
Semua mata melirik ke arah little angel, tentu dia tahu itu. Setelah selesai menyantap, ia menggeser kan tubuhnya untuk turun dari kursi dan menyandang tas nya.
" ayo, kita akan telat " seru little angel sambil menarik ujung lengan baju sekolah little lion.
Little lion menatap sedih ke arah papa nya, semua yang duduk melihat aksi itu. Namun tidak ada yang berani mendebat atau berkata apapun.
Little Angel bukan tidak sopan, namun karena mereka tahu alasan ketus nya ucapan dilontarkan little angel.
Mereka sedih, karena anak berusia delapan itu pasti hatinya masih sangat terluka.
Little lion yang tidak tau alasannya, hanya bisa cemberut dan menuruti kakak nya. Berdasarkan waktu kelahiran, little angel lah yang lahir pertama, lalu enam jam kemudian disusul oleh little lion.
Pagi hari mereka menjadi sendu, tidak ada yang melanjutkan sarapannya. Dan perasaan bersalah semakin menancap terbenam di hati pria itu.
Ini salah nya.