"Aliya, Aliya?"
Suara yang familiar tapi mengganggu itu bergema di telinganya, tiba-tiba mengganggu lamunan Aliya.
Dia menoleh dengan tidak sabar dan, seperti yang diduga, itu adalah Belka yang telah terus-menerus mengikutinya.
Melihat wajah Belka yang penuh dengan pujian dan penghormatan, rasa jijik dan kebencian berkelebat di mata Aliya.
Belka memang urutan keempat untuk mewarisi harta Keluarga Leo, sebuah status yang jauh lebih luhur daripada banyak orang lain.
Namun, dia mengikuti di belakangnya seperti anjing kesayangan yang menjilat.
Betapa memalukan!
Sama sekali tak menyadari pikiran Aliya, wajah Belka terlihat penuh dengan kemarahan dan perasaan dijadikan korban.
"Aliya, pria itu hanya gigolo yang tampan! Dia tidak punya status, tidak punya pangkat, apa yang dia punya sehingga layak mendapatkan perhatianmu?"