Adapun Paman Kedua Lin, seperti yang Adipati Zhen duga, ia menolak niat baik ayahnya, bersikeras tinggal di tempat paling berbahaya, menggunakan gesekan kecil di perbatasan sebagai alasan dan semakin kuatnya kekuatan Beiqi.
Dalam balasannya, Lin Jinyun juga menyatakan bahwa tidak ada pengecut di antara anak-anak Keturunan Lin.
Walaupun ia baru berusia enam belas tahun dan masih pemula tanpa pengalaman di perkemahan militer.
Meski begitu, ia tidak akan mundur.
Tentu saja, sebagai anak yang berbakti, ia juga sengaja menyebutkan dalam suratnya bahwa ia berharap kakak-kakaknya bisa menggantikannya menemani ibunya.
Dari ribuan mil jauhnya di Pos Perbatasan Beiqi, ia berharap ibunya sehat dan damai.
**
Bibi Kedua Lin menerima balasan dari Paman Kedua Lin, dan ia menangis begitu keras hingga hampir tidak bisa bernapas dan nyaris pingsan.
Setelah meluapkan semua keluh kesah, kepahitan, kekhawatiran, dan kepeduliannya, suasana hatinya perlahan membaik.