Pada saat ini, apakah dia mencoba membela diri atau memohon dengan putus asa, semuanya sama sekali tidak berguna. Dia hanya bisa menunjukkan tekadnya untuk hidup dan mati bersama wanita yang dicintainya dengan cara yang begitu tegas!
Dua orang yang berlutut di aula, satu mengenakan pakaian hitam kusam, yang lain dalam biru danau yang terang. Walaupun warna-warna ini tampaknya tidak cocok, mereka secara tak terduga berpadu. Seolah-olah mereka secara alami merupakan bagian satu sama lain, masing-masing tak tergantikan.
Kaisar Huian mengamatinya dengan dingin, tatapannya semakin gelap. Bisakah wanita ini menjadi kelemahan sebenarnya dari Jenderal Agungnya, yang dikenal dengan ketidakpeduliannya yang kejam? Dia tiba-tiba ingin tahu, jika dia bersikeras menuduhnya dengan kejahatan konspirasi, apa yang akan Jenderal Agungnya lakukan? Akankah dia melawan dengan segala kekuatannya atau akan dia meninggalkan segalanya, dengan suka rela menemani wanita itu ke maut?