Alex menambahkan babak baru ke dalam ceritanya. Saat Nathan dan timnya kebingungan memikirkan cara menghadapi Drakonis Primordius, tiba-tiba, seseorang muncul dari balik kabut yang tebal. Pria itu mengenakan jaket hitam panjang, wajahnya tidak terlihat jelas karena bayangan yang menutupi, namun auranya sangat kuat dan misterius.
Ia memegang sebuah pedang yang berkilauan, terbuat dari energi yang tak pernah mereka lihat sebelumnya. Pedang itu bersinar biru keunguan, memancarkan cahaya yang tampaknya mampu memotong lebih dari sekadar materi fisik.
Nathan, Jax, Eve, dan Kane menatap penuh kebingungan.
Nathan: "Siapa kamu? Dan bagaimana kamu bisa berada di sini?"
Pria itu tidak menjawab, hanya berjalan perlahan ke arah Drakonis Primordius yang sedang bangkit kembali dari kematian, sisiknya kembali menyala dengan energi mematikan.
Drakonis Primordius: "Siapa pun kamu, tidak ada yang bisa menghentikanku. Aku tidak bisa mati. Penulis terus menghidupkanku kembali!"
Tanpa sepatah kata, pria berjaket itu mengangkat pedangnya tinggi-tinggi. Cahaya di pedang tersebut semakin terang, hingga seolah-olah merobek realitas di sekitarnya. Lalu, dengan satu gerakan cepat, ia mengayunkan pedangnya ke arah Drakonis Primordius.
Pedang itu tidak memotong tubuh fisik reptil raksasa tersebut, tetapi energi yang keluar dari ayunan itu langsung menghantam eksistensi Drakonis Primordius. Dalam sekejap, reptil tersebut menghilang—tidak hanya lenyap secara fisik, tetapi jejak keberadaannya terhapus dari setiap lapisan realitas, sejarah, dan waktu.
Nathan dan timnya terkejut. Mereka tahu kekuatan Drakonis Primordius tidak main-main—bahkan bisa melawan takdir dan konsep kehidupan dan kematian. Tapi sekarang, makhluk itu hilang, seolah-olah tidak pernah ada.
Eve: "Tidak mungkin... dia benar-benar hilang. Tidak ada jejaknya sama sekali. Bagaimana ini mungkin?"
Pria berjaket itu memasukkan pedangnya kembali ke dalam sarungnya dan berbalik ke arah mereka. Suaranya akhirnya terdengar, rendah dan penuh misteri.
Pria Berjaket: "Pedang ini... tidak hanya memotong tubuh atau pikiran. Ia memotong narasi. Penulis mungkin bisa terus menulis, tapi tidak ada yang bisa menulis ulang apa yang sudah dipotong oleh pedang ini."
Nathan: "Kamu... siapa kamu sebenarnya?"
Pria itu tersenyum samar sebelum menjawab.
Pria Berjaket: "Aku adalah sesuatu yang bahkan penulis pun tidak bisa sepenuhnya kendalikan. Nama bukanlah hal yang penting. Yang penting adalah, ancaman itu telah berakhir. Kalian sudah bisa melanjutkan perjalanan kalian."
Nathan dan timnya masih terkejut, tetapi pria berjaket itu berbalik dan berjalan menjauh, menghilang dalam kabut seperti ketika dia datang. Hanya ketenangan yang tersisa di tempat di mana Drakonis Primordius pernah berdiri, dan untuk pertama kalinya sejak pertemuan itu, Nathan merasa bahwa ancaman yang benar-benar tak terkalahkan telah lenyap.
Nathan: "Aku rasa... kita harus terus maju. Tapi siapa dia sebenarnya? Dan bagaimana pedang itu bisa begitu kuat?"
Kane: "Siapapun dia, sepertinya dia ada di sisi kita. Setidaknya untuk saat ini."
Jax: "Ayo, kita masih punya banyak hal yang harus diselesaikan. Perjalanan kita belum berakhir."
Alex tersenyum puas melihat bagaimana cerita itu berkembang. Ia menambahkan sentuhan misteri, membuat pembaca bertanya-tanya siapa pria berjaket itu dan dari mana kekuatannya berasal.
Alex menyelesaikan bab tersebut dengan satu kalimat akhir:
Setelah pria berjaket itu menghilang, suasana menjadi sunyi. Nathan, Jax, Eve, dan Kane hanya bisa berdiri terpaku, masih terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Pria misterius itu telah menyelesaikan masalah yang tampaknya mustahil, dan kini mereka harus melanjutkan perjalanan tanpa mengetahui siapa dia sebenarnya atau dari mana kekuatannya berasal.
Nathan: "Dia benar-benar menghilang... begitu saja."
Eve: "Aku masih tidak percaya. Tidak ada satu pun makhluk yang bisa menahan Drakonis Primordius, bahkan dengan segala kemampuan kita. Tapi dia... pria itu, dia hanya butuh satu ayunan pedang."
Jax: "Dan pedang itu, entah bagaimana, bukan hanya memotong tubuh fisik. Sepertinya pedang itu memotong eksistensi. Seolah-olah Drakonis Primordius tidak pernah ada sama sekali."
Nathan mencoba mencerna situasi ini. Ancaman terbesar mereka telah lenyap, tapi bukannya merasa lega, dia malah merasa semakin banyak pertanyaan yang belum terjawab.
Nathan: "Apakah kita bisa benar-benar yakin bahwa ancaman ini telah berakhir? Kalau dia bisa memusnahkan sesuatu yang abadi seperti Drakonis Primordius, apa yang mencegahnya dari melakukan hal yang sama pada kita atau dunia ini?"
Kane: "Kita tidak tahu siapa dia, atau apa yang memotivasinya. Tapi untuk saat ini, dia menyelamatkan kita. Mungkin kita tidak perlu takut, setidaknya belum."
Saat mereka mencoba melanjutkan perjalanan, Alex, sang penulis, duduk termenung di mejanya. Ia tahu cerita ini semakin mendalam dan kompleks. Sang pria berjaket, meski hanya muncul sebentar, memberikan nuansa baru pada plot yang ia tulis. Tapi Alex tahu bahwa tidak semuanya bisa dipecahkan dengan mudah. Tantangan baru harus segera hadir.
Alex berpikir: "Pria berjaket itu... Dia lebih dari sekadar karakter tambahan. Dia adalah kunci. Namun, jika aku ingin membuat cerita ini lebih menarik, mungkin akan ada sesuatu yang lebih besar dari dirinya. Sesuatu yang bahkan dia sendiri tak bisa hadapi."
Dengan senyuman di wajahnya, Alex mulai mengetik bab baru. Pria berjaket mungkin telah menghilang, tetapi tantangan yang lebih besar sedang menunggu Nathan dan timnya di kejauhan. Apa yang mereka hadapi selanjutnya mungkin bukan hanya ancaman dari dalam cerita, tetapi ancaman yang datang dari realitas naratif itu sendiri.
Setelah pria berjaket itu menghilang, tiba-tiba terdengar suara misterius yang menggema di seluruh dunia Nathan dan timnya. Suara itu terdengar dalam, penuh kekuatan, namun seolah berasal dari luar dunia mereka. Semua orang langsung terdiam, mencoba mencari sumber suara yang tampaknya datang dari langit, dari setiap sudut realitas.
Suara misterius: "Pria itu... dia bukan makhluk biasa. Dia memiliki kemampuan yang jauh melampaui imajinasi kalian."
Nathan dan timnya terkejut. Mereka sadar bahwa ini bukan suara biasa—ini suara yang mengendalikan cerita, suara dari penulis yang menciptakan dunia mereka.
Nathan: "Siapa... siapa kau?"
Suara misterius: "Aku adalah pencipta kalian. Sang penulis yang menciptakan dunia ini, mengatur setiap alur, setiap karakter, dan setiap nasib."
Eve menatap langit dengan rasa kagum dan sedikit ketakutan. Mereka sedang berbicara dengan sang Author, penguasa dari segala sesuatu di realitas mereka.
Eve: "Kenapa kau memperkenalkan pria itu pada kami? Siapa dia sebenarnya?"
Suara misterius: "Pria berjaket itu memiliki banyak kemampuan, lebih dari yang bisa kalian bayangkan. Dia bisa memanipulasi realitas, memotong narasi, mengubah takdir, bahkan menentang aturan alam semesta ini. Dia memiliki kekuatan absolut, yang hanya bisa ditandingi oleh mereka yang setara dengannya—mereka yang juga memahami kedalaman cerita ini."
Jax: "Jadi... dia seperti kita? Seorang karakter yang diciptakan olehmu?"
Suara misterius: "Tidak sepenuhnya. Dia memiliki asal usul yang lebih dalam, lebih tua dari dunia yang kalian huni sekarang. Ia bukan sekadar karakter, tapi juga entitas yang memahami cara kerja narasi, bagaimana realitas dibentuk, dan bagaimana takdir bisa diubah hanya dengan sebuah kalimat."
Kane: "Kenapa kau memberinya begitu banyak kekuatan? Dan apakah dia akan kembali?"
Suara misterius: "Kekuatan pria itu tak terbatas. Ia bisa mengendalikan api, air, angin, kehampaan, pikiran, dan lebih dari itu. Ia mampu mempengaruhi sebab-akibat, probabilitas, ilusi, bahkan dapat bertahan dari serangan yang menghapus eksistensi. Namun, kekuatannya tidak berhenti di situ. Dia juga memiliki kontrol atas kehidupan dan kematian, mampu bangkit setelah mati, dan tidak terikat pada hukum-hukum alam yang kalian kenal."
Nathan mulai merasa khawatir. Jika pria berjaket itu memiliki kekuatan sebesar itu, mungkinkah dia suatu hari akan menjadi ancaman baru?
Nathan: "Apa tujuanmu dengan menambahkan pria itu dalam cerita kami? Apakah dia akan menjadi sekutu, atau... musuh di kemudian hari?"
Suara penulis terdiam sejenak, seolah mempertimbangkan jawabannya.
Suara misterius: "Itu tergantung pada bagaimana kalian bertindak. Pria itu tidak terikat pada dualitas seperti baik dan jahat. Dia adalah alat dalam cerita ini, dan nasibnya—serta nasib kalian—ditentukan oleh tindakan kalian sendiri. Tapi ingatlah, tak peduli seberapa kuat seseorang, di dalam cerita ini, akulah yang menentukan akhirnya."
Nathan dan timnya merasa ketegangan yang luar biasa. Sang penulis bukan hanya penguasa, tetapi juga sesuatu yang tidak dapat mereka lawan. Mereka harus lebih berhati-hati ke depannya.
To be continued...