Saat berikutnya, mereka sedang berdiri di sebuah halaman yang kumuh dan lusuh.
Cahaya bulan yang tumpul menyinari langit malam yang gelap gulita dan teriakan gagak yang tajam terdengar dari sebuah pohon di dekat mereka.
Di hadapannya ada sebuah bangunan besar dan usang bergaya barat yang ditutupi dengan tanaman merambat hitam. Diselimuti kegelapan, sepertinya ada sesuatu yang mengerikan mengintai di dalamnya. Angin dingin yang lemah berhembus dan menembus pakaian..
Queenta terkejut saat dia melihat jika dia tidak lagi mengenakan seragam OSIS, melainkan sebuah dress selutut dengan cardigan??? Dan apa ini, heels?
Excuse me? Heels????
Sementara itu Joshua yang baru sadar, terpana dengan apa yang dia lihat. Ini pertama kalinya dia melihat Queenta mengenakan sesuatu yang kasual secara langsung.
Saat Queenta melihatnya, Joshua segera menetralkan ekspresinya dan dengan terang-terangan melihat ke bawah sebelum membuat komentar dengan seringaian halus di wajah tampannya. "Kamu tampak sangat.. out of place."
Pemandangan sekitar yang mencekam dengan Queenta yang memakai pakaian seperti akan piknik, tentu sangatlah out of place. Joshua tidak salah, tapi itu tetap membuatnya jengkel.
"Aku juga tidak tahu--"
"Apakah semua orang sudah ada di sini?"
Suara lembut dari arah lain membuat Queenta berhenti berbicara dan keduanya pun menoleh ke belakang. Mereka sedikit terkejut sejenak sebelum menyadari bahwa itu adalah manusia juga. Pria muda yang baru muncul itu berbalik untuk melihat pria yang berdiri di belakangnya.
Bahasa Mandarin. Joshua tidak bisa berbahasa mandarin dan Queenta hanya tahu sedikit karena dia pernah punya teman online dari China, namun karena efek mereka isekai ke dunia lain, tidak ada language barrier yang menyusahkan.
Cahayanya sangat redup, dan Joshua harus menggunakan trik, yaitu menutup matanya rapat-rapat selama mungkin, lalu membukanya agar bisa melihat lebih jelas dengan jarak sejauh pria yang baru datang. Sementara itu, hanya Queenta saja yang tidak memiliki masalah penglihatan di malam hari.
Pria yang menyapa tadi berbicara dengan orang di belakangnya dan Joshua bisa menangkap kesan bahwa pihak lain adalah seorang pria muda juga. Dengan sedikit senyuman di suaranya, pria itu melanjutkan.
"Mari kita saling mengenal dan memberikan perkenalan sederhana."
"Namaku Ye Jia."
"Salam. Bai Wengning."
Orang-orang lainnya juga muncul dari belakang pria muda yang mengenalkan dirinya sebagai Ye Jia. Ada satu pria dan dua wanita. Di antara mereka, sepasang pria dan wanita berdiri sangat dekat dan bahkan mengenakan pakaian pasangan.
Jelas sekali mereka adalah sepasang kekasih. Wanita yang satunya lagi mengenakan kacamata dan terlihat cukup pendiam seperti seorang gadis yang baik dan penurut.
Yang bisa Joshua pikirkan saat melihat semua orang adalah.. apakah dia dan Queenta nyasar ke server China???
Wanita muda dari pasangan itu menatap Ye Jia lalu Joshua dengan takjub. Pacarnya menyadarinya dan ekspresinya langsung menjadi gelap. Dia menariknya ke dalam pelukannya dan dengan sengaja melirik sebentar Joshua sebelum menatap Ye Jia dengan tajam.
Baru saat itu, wanita itu kembali sadar dan mengatakan beberapa kalimat santai untuk menenangkan pacarnya. Pacarnya segera mengalihkan perhatiannya padanya dan mengeluarkan kata-kata cinta yang sangat cringe bagi Queenta.
Walau pasangan itu mencolok, yang sebenarnya paling mencolok disini adalah Queenta dan Joshua.
Wanita yang berkacamata melihat keduanya sebelum membuka mulutnya.
"Kalian--"
Pada saat ini, Sistem dari dunia lain mulai memperkenalkan cerita di skenario ini, memotong pertanyaan yang akan dikeluarkan oleh wanita berkacamata.
[Ini adalah bangunan terkutuk yang sangat terkenal. Dulunya adalah rumah kuno yang dimiliki oleh keluarga bangsawan Collin]
[Selama ratusan tahun, rumah mewah dan megah itu seperti harta yang sangat cerah dan berharga, berdiri dengan indah dan gagah. Itu adalah tempat yang didambakan semua orang, tapi hal ini berhenti terjadi sejak dua puluh tahun yang lalu.]
[Dua puluh tahun yang lalu, putri muda dari keluarga Collin membawa suaminya yang baru menikah ke kediamannya dan mereka menjadi pemilik baru mansion tersebut. Namun, dalam waktu kurang dari satu tahun, pasangan pengantin baru dan semua pelayan mereka meninggal secara tragis di dalam rumah. Dua pemilik berikutnya dari rumah megah ini juga mengalami kematian misterius.]
[Sejak saat itu, rumah yang dulunya megah ini benar-benar ditinggalkan dan cerita-cerita horor yang berpusat di sekitarnya mulai beredar. Segera, itu menjadi keberadaan yang tabu.]
[Sebagai anggota Occult Club, kalian bertujuh sangat tertarik dengan cerita-cerita horor yang beredar di sekitar rumah ini dan sepakat untuk berkumpul malam ini untuk menyelidiki dan mengungkap kebenaran di baliknya.]
[Tugas Utama 1: Selidiki kebenarannya.]
[Tugas Utama 2: Tinggalkan mansion ini dalam keadaan hidup.]
[Saat kalian memasuki gedung, permainan dimulai.]
[Saya berharap kalian para Player menikmati permainan ini.]
"....."
Setelah mendengar tugas yang diumumkan, Queenta dan Joshua melihat satu sama lain.
"Panjang ya?"
"Iya."
Pantas saja deskripsi sebelumnya tidak ada, ternyata mereka akan dijelaskan mengenai deskripsi misi disini. Keduanya merasa tidak nyaman saat Sistem dunia lain ini mengharapkan mereka menikmati permainan ini.
Tidak seperti Sistem Nomor 204 yang terdengar ramah dan bersahabat, Sistem disini terdengar seperti.. seperti suara GPS.
Persis sekali.
Tapi tidak ada yang bereaksi seperti mereka berdua, membuat Queenta berpikir bahwa memang seperti ini biasanya. Agar tidak dicurigai karena tidak segera membaur, Queenta menarik tangan Joshua dan mendekati kelompok berisi tujuh orang termasuk mereka berdua.
"Bagaimana aku harus memanggil kalian?"
Setelah semua orang selesai mendengar tentang penjelasan Sistem itu, Ye Jia tersenyum dan angkat bicara. "Ye Jia."
Wanita pendiam berkacamata tampak hanya dua tahun lebih tua dari Queenta dan Joshua. Dia melihat semua orang satu persatu dengan canggung tanpa mengatakan apapun. Wanita dari pasangan itu ingin mengatakan sesuatu, tapi dia ditahan oleh pacarnya yang hanya mendengus dingin pada Ye Jia. Tampaknya dia masih tidak senang dengan kejadian sebelumnya ketika pacarnya menatap Ye Jia.
Sepertinya dia men-skip Joshua karena melihat bahwa Joshua hanyalah anak-anak jika dibanding pria lainnya di sini.
"Queenta de Adelaida."
Queenta tidak ingin ada konflik dalam tim sebelum pertandingan dimulai, jadi dia memimpin dan memperkenalkan diri. Joshua yang melihatnya segera menyusul. "Joshua von Vliet."
Saat keduanya memperkenalan diri dengan nama panjang, wanita berkacamata, Ye Jia dan Bai Wengning melihat dengan tatapan tertarik. "Ternyata kalian benar bukan orang China." ucap Bai Wengning dengan ramah.
Saat Bai Wengning mengatakannya, Ye Jia juga tersenyum ke Queenta dan Joshua.
"Ini pertama kalinya aku bertemu orang luar. Mandarin kalian sangat bagus."
Joshua tersenyum ramah dan merasa bisa akrab dengan Bai Wengning sementara Queenta dan Ye Jia saling melihat dan menganggukkan kepala mereka.
"Halo semuanya, aku Mao Shuxue....."
Wanita yang tampak pendiam itu mengatakan ini dengan suara pelan. Dia tampak malu-malu di lingkungan yang baru dan bertemu orang asing. Dari gerak-geriknya saja terlihat jelas bahwa dia bukan orang yang biasa berkumpul dengan kelompok dan memilih sendiri. Bai Wengning menepuk bahu Mao Shuxue.
"Tenanglah, kita semua rekan disini. Santai saja."
Saat dia mendapatkan tepukan hangat, dia tersenyum, sebelum dia merasa canggung dan gugup saat melihat di belakang Bai Wengning, Ye Jia menatap tajam dirinya.
"..."
Joshua mengucek matanya dan melihat ke Queenta apakah perempuan itu melihat apa yang dia lihat.
Saat Queenta menganggukkan kepalanya, Joshua terdiam.
Namun detik berikutnya, Mao Shuxue tiba-tiba mengeluarkan linggis panjang dari dalam ranselnya. Linggis itu masih berlumuran darah. Dengan ayunan ringan ke tanah, tetesan darah di badan linggis jatuh ke tanah.
Queenta melihat itu dan memberikan dua jempol kepada Mao Shuxue, "Keren."
"Halo, aku Ren Yuan. Ini adalah... pacarku, Wang Jianxi."
Wanita yang cantik dari pasangan itu mengabaikan usaha pacarnya untuk menahannya dan memperkenalkan mereka berdua. Pada saat yang sama, dia tidak lupa untuk mengungkapkan senyum manisnya pada Ye Jia yang masih memasang senyum formalitas. "Ye Jia, senang bertemu denganmu."
Queenta bertanya-tanya apakah dia harus melihat semua ini, dia dengan ogah-ogahan mendekat ke Joshua yang sedang berbicara dengan Bai Wengning.
"?" Jarang sekali Queenta begini, hampir tidak pernah, karena itu Joshua melihat ke arah dimana tadi Queenta melihat.
Pacarnya Ren Yuan, Wang Jianxi, berdiri di belakang dengan ekspresi gelap. Dia jelas tidak senang pacarnya berbicara dengan Ye Jia, tapi dia tidak bisa menghentikannya dan hanya bisa menonton dengan enggan.
Dengan penampilannya yang seperti ini dan tindakannya yang sebelumnya mengumbar kata-kata cinta murahan untuk mencoba menyenangkan pihak lain, Joshua dapat dengan mudah mengetahui apa yang sedang terjadi mengenai hubungan keduanya.
Wang Jianxi kemungkinan besar adalah pacar cadangannya Ren Yuan dan anjingnya yang setia. Setelah akhirnya berhasil mengubah keadaan menjadi menguntungkannya dengan memiliki wanita secantik Ren Yuan, dia mungkin takut seseorang akan merebut pacarnya dan dia akan memperlakukan semua pria yang bernapas disebelah Ren Yuan dengan waspada.
Joshua menganalisa lebih lanjut.
Tadi saat perkenalan, ada sedikit jeda dalam kata-kata Ren Yuan, terlihat jelas bahwa dia tidak begitu menyukai Wang Jianxi. Dia mengalami kesulitan untuk mengakui bahwa dia adalah pacarnya dan sepertinya dia tidak akan ragu untuk mencampakkannya kapan saja.
Adapun Wang Jianxi, dia pasti menganggap Ren Yuan sebagai dewinya.
Pada saat ini, Ren Yuan mengulurkan tangannya ke Ye Jia, tetapi Ye Jia hanya tersenyum lembut dan tidak memegangnya. Dia mendekati Bai Wengning yang berada di sebelah Queenta dan Joshua, lalu berkata, "Jika semua orang setuju, ayo masuk."
Ren Yuan menggigit bibir bawahnya dan memperlihatkan ekspresi sedikit terluka di wajahnya saat jabat tangannya ditolak mentah mentah. Wang Jianxi merasa sangat tertekan melihat ini.
Dia dengan marah memelototi Ye Jia yang tidak memperdulikan itu dan kemudian menepuk dadanya. "Yuan Yuan, terkadang kamu bisa tahu kalau seseorang tidak bisa diandalkan hanya dengan sekali pandang. Kamu tidak perlu terlalu ramah dengannya. Jangan khawatir, ada aku di sini. Aku pasti akan melindungimu!"
*Yuan di depan dalam kalimat Wang Jianxi adalah pengulangan nama akhir sebagai panggilan akrab atau kesayangan yang digunakan oleh orang yang sudah sangat dekat
Bai Wengning dan Joshua berdehem untuk menahan tawa yang akan keluar. Tidak, dia tidak bisa tertawa. Itu akan terlalu kasar. Queenta dan Mao Shuxue tidak peduli dengan kata-kata cringe Wang Jianxi, mereka bahkan terlihat menyesal sudah mendengarkan hal yang tidak penting untuk misi kali ini. Sementara Ye Jia hanya diam dan fokus melihat Bai Wengning.
Ada senyuman tipis di wajahnya, tapi itu bukan karena menertawakan Wang Jianxi, melainkan dia senang melihat Bai Wengning tertawa.
Joshua yang mendapatkan tatapan tajam dari Wang Jianxi segera mempertahankan ekspresi serius dan menoleh untuk menanggapi Ye Jia. "Kalau begitu ayo masuk."
"Oke."
Ye Jia menganggukan kepalanya pada Joshua dan berinisiatif berjalan di samping Bai Wengning. Dia bahkan dengan riang mengucapkan beberapa patah kata lagi padanya.
Melihat Ye Jia bersikap sangat ramah padanya, Bai Wengning merasa tersanjung. Tadi, dia telah menyaksikan sikap dingin Ye Jia terhadap Ren Yuan dan berpikir bahwa, meskipun tampan, Ye Jia mungkin adalah seseorang yang sulit bergaul. Tapi, ternyata dia sebenarnya cukup mudah didekati.
Sementara itu Joshua mendekat ke Queenta. Karena mereka sudah diperingatkan untuk tidak membuat ulah, Queenta membiarkan Joshua melakukan apa yang dia mau dan tidak memaki karena masuk ke personal space miliknya.
Saat beberapa dari mereka sibuk mengobrol, mereka sampai di pintu masuk mansion. Pintu kayu berukir yang gelap itu sudah agak lapuk dan di beberapa bagian cat hitamnya sudah terkelupas, memperlihatkan lapisan debu dan sarang laba-laba. Di sebelah pintu terdapat sebuah koran tua yang tertempel di dinding.
<"Teror! Kematian lain di Mansion keluarga Collin yang kontroversial. Rumah hantu itu sesuai dengan namanya ...">
"..."
Queenta menghela nafasnya sambil memegang pergelangan tangan Joshua. "Jangan jauh-jauh dariku."
Apa yang dia katakan pada Joshua sukses membuat Joshua kehilangan kata-kata, sampai dia sadar bahwa Queenta bermaksud melindunginya karena di antara mereka berdua, Queenta lebih kuat secara fisik dan mental. Joshua dengan menurut menganggukkan kepalanya.
Bai Wengning yang melihat interaksi mereka nyengir.
"Kalian sepasang kekasih ya?"