Aerlev

Tercemar ke dalam sebuah novel bukanlah hal yang buruk—kamu tahu ceritanya, kamu punya kuasa pengetahuan masa depan di tanganmu, kamu tahu semua kunci tersembunyi. Kamu mungkin bisa berakhir sebagai makhluk yang paling kuat dan maha tahu di dunia itu.
Itu kalau kamu tidak terbangun saat epilog.
Dan nyatanya aku menemukan diriku dalam tubuh seorang pendeta yang telah jatuh di akhir novel, seorang pahlawan tragis yang sirkuit mana-nya rusak dalam perang terakhir, dikucilkan, tenggelam dalam utang, dan ditakdirkan untuk mati tidak lama setelah itu.
Untungnya, aku tahu obatnya.
Sayangnya, obat itu ada di tangan salah satu Para Penguasa Iblis—kamu tahu, ras yang baru saja berperang dengan kerajaanku itu.
Apakah dia akan memberiku obat itu jika aku meminta dengan sopan? Tidak ada salahnya untuk mencoba, kan? Toh aku akan mati jika tidak mendapatkan obat itu.
“Boleh, tapi kamu harus menjadi pengantin wanita sebagai harganya,” kata Sang Penguasa Iblis.
...hah? Tuan, kamu tahu aku (secara teknis) seorang pendeta, kan?

Pengantin Sang Penguasa Iblis (BL)

Situasi di Dailamy tidak sepenuhnya disebabkan oleh perang sipil--setidaknya tidak persis. Yang memulai semuanya adalah kudeta.


Seorang jenderal militer atau semacam itu mengambil alih tahta dan mencoba membunuh semua penerus. Salah satu anak berhasil melarikan diri, namun, keberadaannya tidak diketahui. Akibatnya, konflik antara mereka yang setia pada mahkota dengan mereka yang mendukung si jenderal terjadi.


Umumnya, orang cenderung berpihak pada mereka yang menentang monarki, karena itu merupakan simbol penindasan. Tapi apa bedanya kalau pemerintahan baru justru menindas rakyat lebih keras lagi? Beberapa aristokrat berdiri melawan Jenderal, meskipun mereka melakukannya demi kepentingan mereka sendiri. Berkumpul dengan Markis Indria sebagai pemimpin, mereka berjuang melawan orang yang mendukung mahkota yang kotor, sambil mencari darah kerajaan yang hilang.


Malam Pertama Keluar adalah bisnis yang penting