Aerlev

Tercemar ke dalam sebuah novel bukanlah hal yang buruk—kamu tahu ceritanya, kamu punya kuasa pengetahuan masa depan di tanganmu, kamu tahu semua kunci tersembunyi. Kamu mungkin bisa berakhir sebagai makhluk yang paling kuat dan maha tahu di dunia itu.
Itu kalau kamu tidak terbangun saat epilog.
Dan nyatanya aku menemukan diriku dalam tubuh seorang pendeta yang telah jatuh di akhir novel, seorang pahlawan tragis yang sirkuit mana-nya rusak dalam perang terakhir, dikucilkan, tenggelam dalam utang, dan ditakdirkan untuk mati tidak lama setelah itu.
Untungnya, aku tahu obatnya.
Sayangnya, obat itu ada di tangan salah satu Para Penguasa Iblis—kamu tahu, ras yang baru saja berperang dengan kerajaanku itu.
Apakah dia akan memberiku obat itu jika aku meminta dengan sopan? Tidak ada salahnya untuk mencoba, kan? Toh aku akan mati jika tidak mendapatkan obat itu.
“Boleh, tapi kamu harus menjadi pengantin wanita sebagai harganya,” kata Sang Penguasa Iblis.
...hah? Tuan, kamu tahu aku (secara teknis) seorang pendeta, kan?

Pengantin Sang Penguasa Iblis (BL)

Kami berteriak segera setelah kami muncul di sisi lain portal, karena entah kenapa, Angwi selalu ada untuk menyambut kami meski kami tak pernah mengatakan kapan kami akan datang. Mungkin dia merespon aktivasi mana dari portal?


Tapi kali ini, tak ada seorang pun di sana. Aku berdiri dan menatap Jade dengan heran. "Huh? Itu jarang terjadi. Apa karena sudah malam ya?"


Jade tiba-tiba terbang menghampiri sesuatu di balustrade yang mengarah ke tangga. Itu...burung? Aku bergegas mengikuti Jade untuk melihat lebih dekat dan...


Itu burung? Tapi bukan? Itu adalah sebuah figur berbentuk burung--sedikit lebih kecil dari Jade--dengan perut bulat dan sayap yang terlihat mekanis. Jade mendarat di sampingnya dan menjentik burung itu dengan sayapnya, dan tiba-tiba burung itu bergerak--sayapnya terbuka dengan suara klik.


Aku tidak tahu penemu adalah makhluk yang kontradiktif