Aerlev

Tercemar ke dalam sebuah novel bukanlah hal yang buruk—kamu tahu ceritanya, kamu punya kuasa pengetahuan masa depan di tanganmu, kamu tahu semua kunci tersembunyi. Kamu mungkin bisa berakhir sebagai makhluk yang paling kuat dan maha tahu di dunia itu.
Itu kalau kamu tidak terbangun saat epilog.
Dan nyatanya aku menemukan diriku dalam tubuh seorang pendeta yang telah jatuh di akhir novel, seorang pahlawan tragis yang sirkuit mana-nya rusak dalam perang terakhir, dikucilkan, tenggelam dalam utang, dan ditakdirkan untuk mati tidak lama setelah itu.
Untungnya, aku tahu obatnya.
Sayangnya, obat itu ada di tangan salah satu Para Penguasa Iblis—kamu tahu, ras yang baru saja berperang dengan kerajaanku itu.
Apakah dia akan memberiku obat itu jika aku meminta dengan sopan? Tidak ada salahnya untuk mencoba, kan? Toh aku akan mati jika tidak mendapatkan obat itu.
“Boleh, tapi kamu harus menjadi pengantin wanita sebagai harganya,” kata Sang Penguasa Iblis.
...hah? Tuan, kamu tahu aku (secara teknis) seorang pendeta, kan?

Pengantin Sang Penguasa Iblis (BL)

"Melihat wajahmu, sepertinya usahamu berjalan lancar," kata Amarein saat kami menuruni tangga di samping air terjun.


Hati saya terlonjak sejenak, yang membuat saya menjawab dengan senyum canggung sambil menggaruk leher. Saya tidak mengatakan apa-apa tentang pergi ke Alam Manusia--apalagi tentang Tsalinade. Saya tidak tahu bagaimana druid akan bereaksi terhadap pesulap itu jika bahkan saya saja marah saat itu.


Nanti, setelah saya menerima 'pembayaran' saya, saya akan memberitahunya. Saya akan memberitahu dia, para kepala suku, semua orang. Tapi untuk saat ini...saya merasa lebih baik untuk menyimpannya sebagai rahasia. Saya tidak ingin memberi mereka amarah atau harapan yang tidak perlu.


"Kenapa kamu terlihat bingung?" dia mengerucutkan matanya, dan saya mengalihkan pandangan seperti aktor buruk yang saya ini. Mana semua ketenangan yang saya miliki saat menghadapi Tsalinade?!


Nenek selalu tahu cara untuk mengalahkanmu