Aerlev

Tercemar ke dalam sebuah novel bukanlah hal yang buruk—kamu tahu ceritanya, kamu punya kuasa pengetahuan masa depan di tanganmu, kamu tahu semua kunci tersembunyi. Kamu mungkin bisa berakhir sebagai makhluk yang paling kuat dan maha tahu di dunia itu.
Itu kalau kamu tidak terbangun saat epilog.
Dan nyatanya aku menemukan diriku dalam tubuh seorang pendeta yang telah jatuh di akhir novel, seorang pahlawan tragis yang sirkuit mana-nya rusak dalam perang terakhir, dikucilkan, tenggelam dalam utang, dan ditakdirkan untuk mati tidak lama setelah itu.
Untungnya, aku tahu obatnya.
Sayangnya, obat itu ada di tangan salah satu Para Penguasa Iblis—kamu tahu, ras yang baru saja berperang dengan kerajaanku itu.
Apakah dia akan memberiku obat itu jika aku meminta dengan sopan? Tidak ada salahnya untuk mencoba, kan? Toh aku akan mati jika tidak mendapatkan obat itu.
“Boleh, tapi kamu harus menjadi pengantin wanita sebagai harganya,” kata Sang Penguasa Iblis.
...hah? Tuan, kamu tahu aku (secara teknis) seorang pendeta, kan?

Pengantin Sang Penguasa Iblis (BL)

Sudah lama sejak aku dibangunkan oleh kicauan Jade, jadi ini adalah kejutan yang menyenangkan.


[Papa, ada kelinci di atas tempat tidur!]


Oh? Aku membuka mataku dan segera merasakan sesuatu yang lembut meringkuk di sisiku. Jade terbang mengelilingi kepalaku dan mendarat di bantalku.


Oh! Itu adalah kejutan yang bahkan lebih menyenangkan! Aku langsung bangun dan memeriksa kepalaku. Tidak ada telinga! Aku melihat ke belakang dan memutar pinggulku. Tidak ada ekor!


Aku mengangkat tanganku dalam euforia lega, dan menghabiskan waktu berkeliling di tempat tidur sambil memeluk Jade dan kelinci yang tidak tahu apa-apa itu yang terbangun dari tidurnya. Aku hendak melakukan panggilan darurat ke Amarein jika aku tidak berubah kembali dalam tiga hari, tapi sepertinya kelinci itu bosan setelah Natha pergi karena yang kulakukan hanyalah bersantai-santai tidak melakukan apa-apa.


Jangan pernah meremehkan pernikahan kerajaan