Aerlev

Tercemar ke dalam sebuah novel bukanlah hal yang buruk—kamu tahu ceritanya, kamu punya kuasa pengetahuan masa depan di tanganmu, kamu tahu semua kunci tersembunyi. Kamu mungkin bisa berakhir sebagai makhluk yang paling kuat dan maha tahu di dunia itu.
Itu kalau kamu tidak terbangun saat epilog.
Dan nyatanya aku menemukan diriku dalam tubuh seorang pendeta yang telah jatuh di akhir novel, seorang pahlawan tragis yang sirkuit mana-nya rusak dalam perang terakhir, dikucilkan, tenggelam dalam utang, dan ditakdirkan untuk mati tidak lama setelah itu.
Untungnya, aku tahu obatnya.
Sayangnya, obat itu ada di tangan salah satu Para Penguasa Iblis—kamu tahu, ras yang baru saja berperang dengan kerajaanku itu.
Apakah dia akan memberiku obat itu jika aku meminta dengan sopan? Tidak ada salahnya untuk mencoba, kan? Toh aku akan mati jika tidak mendapatkan obat itu.
“Boleh, tapi kamu harus menjadi pengantin wanita sebagai harganya,” kata Sang Penguasa Iblis.
...hah? Tuan, kamu tahu aku (secara teknis) seorang pendeta, kan?

Pengantin Sang Penguasa Iblis (BL)

"Ah, itu menyenangkan," D'Ara melemparkan dirinya ke chaise lounge di suite kami seolah-olah itu adalah tempatnya sendiri.


Pesta berakhir ketika setengah dari tamu menjadi mabuk. Seharusnya... pesta sudah berakhir ketika makanannya habis, tapi bahkan setelah kami mengosongkan troli, sisi energetik tamu menyeret yang lainnya ke dalam suasana pesta yang meriah.


Hanya berhenti ketika Natha mengakhirinya dan mengirim pengikutnya kembali ke Kastil—karena sepertinya pesta akan terus berlanjut di Sarang jika Arta dan Opti masih tinggal. Dengan bantuan dari pelayan dan golem, aku membaringkan teman-temanku ke kamar mereka untuk tidur, meskipun itu masih sore. Bahkan Jade menghabiskan energinya dan akhirnya tertidur di pangkuan Amarein—yang lebih dari senang untuk mengasuhnya sepanjang hari. Aku merasa buruk karena dia seharusnya sebagai tamu, tapi dia bilang itu malah jadi hadiah untuknya, jadi...


Itu membawa aku dan Natha, akhirnya memiliki pembicaraan pribadi dengan D'Ara di suite kami.


Tidak ada yang kebetulan di dunia-dunia ini