Aerlev

Tercemar ke dalam sebuah novel bukanlah hal yang buruk—kamu tahu ceritanya, kamu punya kuasa pengetahuan masa depan di tanganmu, kamu tahu semua kunci tersembunyi. Kamu mungkin bisa berakhir sebagai makhluk yang paling kuat dan maha tahu di dunia itu.
Itu kalau kamu tidak terbangun saat epilog.
Dan nyatanya aku menemukan diriku dalam tubuh seorang pendeta yang telah jatuh di akhir novel, seorang pahlawan tragis yang sirkuit mana-nya rusak dalam perang terakhir, dikucilkan, tenggelam dalam utang, dan ditakdirkan untuk mati tidak lama setelah itu.
Untungnya, aku tahu obatnya.
Sayangnya, obat itu ada di tangan salah satu Para Penguasa Iblis—kamu tahu, ras yang baru saja berperang dengan kerajaanku itu.
Apakah dia akan memberiku obat itu jika aku meminta dengan sopan? Tidak ada salahnya untuk mencoba, kan? Toh aku akan mati jika tidak mendapatkan obat itu.
“Boleh, tapi kamu harus menjadi pengantin wanita sebagai harganya,” kata Sang Penguasa Iblis.
...hah? Tuan, kamu tahu aku (secara teknis) seorang pendeta, kan?

Pengantin Sang Penguasa Iblis (BL)

"Hey...apa kau baik-baik saja?" Aku mengintip ke dalam ruang tamu, tempat teman-temanku yang sebelumnya mabuk berada. Setelah tidur sebentar, Angwi membuatkan mereka kopi untuk menetralisir keadaan mereka.


D'Ara pergi saat aku menangis lagi, dan setelah membantuku memasang potret ke dalam bingkai, Natha pergi ke Kastil Lord untuk memeriksa persiapan acara besok; parade siang hari dan jamuan malam hari.


Nah, ketika suami barumu adalah seorang Lord, dia masih perlu memeriksa segalanya meskipun siang hari. Terutama dengan semua tamu yang akan datang besok. Aku hampir lupa tentang itu karena aku telah terkurung di Sarang selama dua minggu terakhir, tapi...ini pada dasarnya adalah sebuah acara antar-kerajaan.


Dan karena aku ditinggal sendiri, aku mencari teman-temanku sambil menunggu makan malam.


"Vaaal!" Zia dan Zarga mengangkat tangan mereka--seperti kembar--dan menyapaku dengan penuh semangat.


Oh, baiklah--sepertinya mereka baik-baik saja.


Apakah benar malam pertama terasa berbeda?