Aerlev

Tercemar ke dalam sebuah novel bukanlah hal yang buruk—kamu tahu ceritanya, kamu punya kuasa pengetahuan masa depan di tanganmu, kamu tahu semua kunci tersembunyi. Kamu mungkin bisa berakhir sebagai makhluk yang paling kuat dan maha tahu di dunia itu.
Itu kalau kamu tidak terbangun saat epilog.
Dan nyatanya aku menemukan diriku dalam tubuh seorang pendeta yang telah jatuh di akhir novel, seorang pahlawan tragis yang sirkuit mana-nya rusak dalam perang terakhir, dikucilkan, tenggelam dalam utang, dan ditakdirkan untuk mati tidak lama setelah itu.
Untungnya, aku tahu obatnya.
Sayangnya, obat itu ada di tangan salah satu Para Penguasa Iblis—kamu tahu, ras yang baru saja berperang dengan kerajaanku itu.
Apakah dia akan memberiku obat itu jika aku meminta dengan sopan? Tidak ada salahnya untuk mencoba, kan? Toh aku akan mati jika tidak mendapatkan obat itu.
“Boleh, tapi kamu harus menjadi pengantin wanita sebagai harganya,” kata Sang Penguasa Iblis.
...hah? Tuan, kamu tahu aku (secara teknis) seorang pendeta, kan?

Pengantin Sang Penguasa Iblis (BL)

Bersama Jade, aku masuk ke dalam gudang ajaib dengan ceria. Hatiku terasa jauh lebih ringan berkat pembicaraan penyemangat dari Natha dan keyakinan dari para pelayan, dan aku ingin berbagi perasaan bahagia ini dengan bayiku yang sedang dalam proses.


Para peri menyambut kami dengan ceria. Mereka telah menjadi akrab bahkan tanpa permen sekarang, dan selalu mengelilingiku begitu aku datang. Mereka bermain dengan rambutku dan kadang-kadang mengepang rambutku, dan setelah itu mereka bermain dengan Jade saat aku berbicara dengan Shwa, sehingga mereka menjadi sangat membantu.


Mungkin mereka menganggap kami sebagai bagian dari peri sekarang, yang lucu.


"Shwa, mari kita piknik hari ini!" Aku mengeluarkan sebuah keranjang besar dari cincin penyimpanan serta beberapa selimut.


Aku dengar berbicara dengan janinmu itu baik untuk perkembangannya