Aerlev

Tercemar ke dalam sebuah novel bukanlah hal yang buruk—kamu tahu ceritanya, kamu punya kuasa pengetahuan masa depan di tanganmu, kamu tahu semua kunci tersembunyi. Kamu mungkin bisa berakhir sebagai makhluk yang paling kuat dan maha tahu di dunia itu.
Itu kalau kamu tidak terbangun saat epilog.
Dan nyatanya aku menemukan diriku dalam tubuh seorang pendeta yang telah jatuh di akhir novel, seorang pahlawan tragis yang sirkuit mana-nya rusak dalam perang terakhir, dikucilkan, tenggelam dalam utang, dan ditakdirkan untuk mati tidak lama setelah itu.
Untungnya, aku tahu obatnya.
Sayangnya, obat itu ada di tangan salah satu Para Penguasa Iblis—kamu tahu, ras yang baru saja berperang dengan kerajaanku itu.
Apakah dia akan memberiku obat itu jika aku meminta dengan sopan? Tidak ada salahnya untuk mencoba, kan? Toh aku akan mati jika tidak mendapatkan obat itu.
“Boleh, tapi kamu harus menjadi pengantin wanita sebagai harganya,” kata Sang Penguasa Iblis.
...hah? Tuan, kamu tahu aku (secara teknis) seorang pendeta, kan?

Pengantin Sang Penguasa Iblis (BL)

Ada aturan tentang pertempuran 'kunci' atau menjatuhkan Tuanku dari kerajaan lain; semua diperbolehkan.


Tidak ada yang namanya trik kotor. Anda bisa menggunakan racun, rayuan, melakukan pembunuhan, memicu pemberontakan...apa pun itu adalah permainan yang adil.


Itulah mengapa, selama mereka bisa membunuh Tuanku atau merebut kunci Tuanku, tidak akan ada pembalasan dari Tuanku sebelumnya. Tentu saja, jika ada orang lain yang merebut kunci Tuanku di jam berikutnya atau bahkan detik kemudian, itu juga permainan yang adil. Jadi, mereka yang ingin menjatuhkan Tuanku harus memastikan untuk merencanakan dengan hati-hati dan mencegah setiap faksi mengkhianati mereka.


Tetapi jika Anda berhasil? Apapun metode yang digunakan, tidak akan ada pengadilan yang mempertanyakan keadilan metode tersebut atau legitimasi pemegang kunci. Penduduk kerajaan itu hanya harus menerima perubahan Penguasa Baru.


Itu, selama Anda tidak gagal dan tertangkap.


politik nyata selalu dimainkan di balik layar