Bab 388 : Komitmen

*Olivia*

Setelah beberapa menit mengetuk pintu Dahlia, akhirnya dia membukanya dengan kasar.

"Apa?" tuntutnya.

Saya meledak dalam tawa tak berdaya saat melihat sahabat saya. Jelas dia baru saja terbangun, tapi sepertinya dia pingsan sebelum sempat menghapus semua riasannya, jadi garis-garis hitam menuruni matanya, dan warna bibir lembut ungu muda yang dia temukan di butik Italia sebelum kita terkunci di dalam ternoda ke atas menemuinya. Rambutnya seperti sarang tikus, kusutnya begitu parah sehingga menonjol ke atas dari kepalanya di beberapa tempat.

"Apakah Tuscany membuatmu lelah, Dolly?" tanya saya sambil tertawa.

Dia menepuk rambutnya, mengusap wajahnya, dan meringis. "Kamu membangunkan aku di tengah malam hanya untuk mengejek aku karena lelah?"

Saya melompat-lompat di tempat sambil mengingat kenapa saya di sini. "Tentu saja tidak! Ayo kita bersihkan wajahmu dulu dan akan ku ceritakan."