Giovani
Aku menatap sosok bajingan paruh baya yang tampak suram menatap balik ke arahku di cermin. Aku mengancingkan jas dengan lancar, telah melakukannya ribuan kali seumur hidupku. Sejujurnya, aku selalu lebih memilih pakaian kasual daripada jas yang membatasi.
Aku merapikan rambutku yang beruban, memasangkan cufflinks sebelum berpaling dari cermin.
Aku sudah siap sepenuhnya.
Aku mencoba memakai kepercayaan diri biasa, yang harus dimiliki saat menghadapi dua lusin pencuri dan pembunuh yang harus kau yakinkan untuk mengikutimu. Tapi hari ini rasanya tidak ada.
Kecemasan melekat di setiap gerakanku, perasaan gugup yang belum pernah kurasakan sebelumnya tergantung di tenggorokanku saat aku berjalan keluar dari suite. Aku selalu menjadi pria yang percaya diri, lebih dari siapa pun, sampai beberapa orang menganggapnya sebagai kesalahan.
Aku belum pernah merasa segores seperti yang kurasakan saat ini.