*Giovani*
Olivia terlelap dengan pulas, napasnya teratur. Aku mengusapkan ibu jariku di bawah kantung mata hitam yang mengelilingi matanya, kurang tidurnya dan banyaknya alkohol yang dia konsumsi kembali membebani dirinya.
"Seorang ibu pengganti, huh?" gumamku dalam kebisuan malam.
Memang seperti dirinya untuk mengejutkanku dengan berita besar lalu pingsan di pelukanku sebelum aku bisa merespons apa-apa.
Aku berharap kita tidak perlu mendiskusikan semua ini, bahwa aku bisa memberinya bayi yang dia inginkan tanpa harus dengan cara yang berliku ini. Tapi rupanya, hidup tidak memberi kita kemudahan seperti itu.
Aku menghela napas, memeluknya lebih erat saat aku menyelipkan kepalanya di bawah daguku dan menghirup aroma tubuhnya. Pagi ini, aku harus mulai mencari informasi tentang agen surrogasi.
Apa pun yang diinginkan istriku yang cantik, dia akan mendapatkannya.
Ternyata, saat aku bangun, Olivia sudah mendahului menelusuri semuanya.