BAB 7

SUDUT PANDANG KADEN

Setelah Caleb keluar dari kantor saya, saya bersyukur atas keheningan yang terasa seperti berkah. Saya melewati tangan saya melalui rambut dengan frustrasi yang hampir tak terkendali sambil menatap tumpukan kertas di depan saya. Bagian terburuk dari pekerjaan saya adalah urusan kertas-kerja dan jika bisa, saya akan mendelegasikannya pada orang lain, tapi saya tidak percaya pada siapapun untuk merawat kawanan saya seperti yang akan saya lakukan.

Saya sedang mencoba memikirkan pembagian anggaran untuk beberapa bulan ke depan ketika ponsel saya berdering. Saya melihat layar dan merasakan bangunan frustrasi di dalam diri saya saat saya melihat nama ibu saya berkedip di layar.

Saya sempat berpikir untuk mengabaikannya, namun saya tahu dia hanya akan terus menelepon jadi saya mengangkat ponsel itu dan memasangnya di speaker.

"Halo ibu," saya mencoba untuk menahan frustrasi dari suara saya, "Untuk apa saya berhutang kebahagiaan ini?"