BAB 107

PANDANGAN AMELIA

Kalimat itu meremukkan hatiku dengan cara yang tak bisa dibayangkan siapa pun, namun aku masih berhasil mengukir senyum di wajahku. "Berikan aku menit untuk berpakaian. Kita bisa pergi bersama."

"Kamu tidak perlu datang jika tidak ingin."

"Jika dia terbangun, aku ingin berada di sana."

Dia terlihat seperti ingin segera pergi pada saat itu juga tetapi dia mengangguk. Aku berjalan ke kamar dengan pertanyaan di kepala, apakah dia akan meninggalkanku jika aku membuang waktu untuk berpakaian. Itu adalah teori yang ingin kucoba, tapi di sisi lain, aku ingin segera ke rumah sakit agar bisa melihat sendiri apa yang terjadi.