PANDANGAN AMELIA
Saya terus menatap cermin saat Kaden menghujam ke dalam saya dari belakang. Saya belum pernah merasakan sesuatu yang begitu intens sebelumnya. Saya hampir tidak mengenali wanita yang menatap saya di cermin. Dia adalah seorang wanita sepenuhnya, dengan lekuk yang bulat, mulutnya terbuka saat kenikmatan merobeknya dan rambutnya ditarik ke belakang oleh tangan yang kuat—tangan Kaden.
Merasakan Kaden adalah satu hal, melihatnya—melihat kami—melihat betapa cocoknya kami bersama, melihat bagaimana kami bergerak bersama. Melihat saat dia menggenjot saya ke dalam wastafel berulang kali, melihat bagaimana dengan setiap dorongan, saya semakin kehilangan akal. Itu adalah gambaran yang saya tahu tidak akan pernah bisa saya hilangkan dari otak saya apa pun yang terjadi. Itu adalah satu hal yang ingin saya tanam dalam alam bawah sadar saya sampai saya mati.