P.O.V AMELIA
Aku tersenyum padanya dan mulai memangkas ujung rambutnya. Sudah cukup lama tumbuh panjang dan aku tidak berencana untuk memotongnya pendek, kalau boleh jujur, aku suka betapa panjangnya rambutnya, aku hanya berencana untuk meratakannya sedikit. Selama itu, tangannya ada di belakang pahaku dan sangat dibutuhkan konsentrasi yang kuat untuk tidak menyerah pada perasaan berdenyut di antara pahaku.
"Kita berpikir untuk mencukur bersih jenggotmu?" tanya aku tapi dia tidak menjawab. Matanya tertuju padaku dan intensitas pandangannya membuatku merasakan geli. "Aku butuh jawaban, Kaden."
"Aku percaya padamu," gumamnya. "Lakukan apa saja yang kamu inginkan."