BAB 149

P.O.V AMELIA

Paling tidak, bagian dalamnya indah.

Langit-langitnya begitu tinggi sampai aku tidak bisa menyentuhnya walaupun aku berdiri di atas meja. Semuanya masih kosong namun saat Kaden menjelaskan rencananya untuk setiap ruang, aku hampir bisa melihat visi itu menjadi kenyataan. Lantai bawah akan menjadi ruang keluarga, dapur, ruang makan, dan kantor kami. Ada juga ruang cuci dan gym. Dia berbicara dengan sangat bersemangat sampai aku tidak bisa tidak merasakan hal yang sama.

"Lantai atas bahkan lebih baik," bisiknya pada ku sambil menarik aku menaiki tangga spiral yang besar ke koridor yang luas. Ada tiga pintu, satu di depan kami dan satu di setiap sisi. Dia menunjuk ke yang di depan kami. "Itu akan menjadi kamar kita. Besarnya dan-"

"Bagaimana dengan yang lainnya?" aku memotong ucapannya dan pipinya memerah. Lucu melihat Alfa yang ditakutkan dengan pipinya yang memerah.