Lance sama sekali tidak peduli. Dia mengangkat Yvette dari pinggang dan meletakkannya kembali di atas tempat tidur.
Lance bahkan tidak peduli dengan lukanya, membiarkan darah merah mengalir di atas seprei putih krem.
Lance menatapnya, matanya berbinar.
Wanita yang dia pikir "mati" lima tahun yang lalu. Wanita yang muncul dalam mimpinya setiap malam ada di depan matanya.
"Yvette..."
Tubuh Lance yang tinggi dan ramping menindihnya. Dia terjebak erat dalam pelukannya. Dia memanggil namanya satu per satu dengan nada lembut dan penuh kasih.
Semakin dekat dia mendekat, semakin Lance merasakan suhu tubuh dan aroma Yvette. Kehadiran sejatinya terasa berbeda dari saat dia hanya sepotong kenangan dalam mimpinya. Lance selalu terbangun tengah malam saat dia memimpikan Yvette.
Yvette menyaksikan telapak tangan berdarah Lance mengelus pipinya, matanya, dan bibirnya dengan penuh kasih sayang.