Yvette terkejut dan ditarik kembali oleh Caiden.
Ia hampir terjatuh ke belakang ketika Caiden memegang pinggangnya.
"Kamu breng..."
Caiden tidak pernah punya keraguan saat berbicara buruk tentang orang lain.
Saat itu, tiba-tiba ia kehilangan kata-kata.
Ini bukan pertama kalinya ia menyentuh pinggang seorang wanita, tapi sekarang, pikirannya hanya diisi satu pemikiran.
Caiden berpikir, astaga!
Bagaimana bisa ada pinggang yang begitu langsing dan lembut?
Rasanya sangat enak!
Pandangan Caiden tertuju pada wajah kecantikan yang hanya beberapa inci dari wajahnya.
Mata Yvette bersinar, dan bibirnya merah terang. Kecantikannya tak dapat digambarkan. Ia seperti embun pagi, seperti senja, seperti semua hal indah.
Sial!
Caiden mengeluh dalam hati.
Bagaimana seseorang bisa tampak begitu sempurna?
Kecantikan ini seperti diukir sesuai dengan imajinasinya.
Tanpa menunggu dia berpikir lebih lagi, Caiden tiba-tiba merasakan sakit yang tajam.
Brak!