Lucian dan Sintia duduk di kursi di dalam sebuah tenda. Para ksatria telah menyiapkan sebuah tempat tidur untuk pasangan tersebut bermalam. Mereka telah menyalakan api unggun, kehangatannya yang nyaris tidak sampai kepada keduanya, karena malam-malam menjelang akhir musim gugur yang lebih dingin daripada siang harinya.
Pasangan itu saling melirik, keheningan mereka mengungkapkan banyak hal di ruang redup tersebut.
Sintia menatap Lucian, yang tanpa diduga memutuskan untuk mendengarkan penjelasannya, meskipun dia tidak memiliki bukti untuk membenarkan pernyataannya. Dia tidak bisa menahan rasa ingin tahunya tentang alasan di balik keputusan Lucian itu.
Apakah dia akhirnya berhasil mendapatkan kepercayaannya?
Senyum miring terbentuk di bibirnya atas pemikiran tersebut.
"Saya ragu saya telah bercanda, Yang Mulia," kata Lucian, memecah kesunyian dalam ruang sempit tenda yang telah disiapkan para ksatria untuk mereka.